Karena tema dari perjalanan ini adalah budget travel alias perjalanan hemat, maka kami membeli tiket dengan rute putus. Artinya antar penerbangan tidak tersambung, tentu saja dengan resiko jika ada hambatan di penerbangan sebelumnya, maka akan bisa berdampak pada resiko tertinggal penerbangan berikutnya tanpa ada kompensasi dari maskapai sebelumnya. Faktor lainnya adalah, maskapai low cost tidak banyak yang menyediakan tiket connecting dengan ketibaan pada hari yang sama. Entah bagaimana, jika kita mengambil tiket connecting, mereka seolah 'memaksa' kita untuk menginap setidaknya semalam di kota transit, entah di Singapura, Kuala Lumpur, atau Jakarta. Artinya, jika harus menginap akan menambah biaya hotel. Kalau, tidak sedang bersama anak-anak, mungkin tidur di bandara adalah pilihan hemat yang bisa diambil.
Penerbangan kami adalah Indonesia Air Asia X nomor penerbangan XT-251 keberangkatan dari Bangkok Don Mueang (DMK) tanggal 24 Juni jam 11.25 tiba di Jakarta (CGK) jam 14.45, dilanjutkan dengan Batik Air ID-6366 berangkat dari Jakarta (CGK) jam 18.30 tiba di Yogyakarta (JOG) jam 19.30. Selisih antar penerbangan 3 jam kami anggap aman untuk mengantisipasi delay maupun antrian imigrasi dan pindah dari terminal 3 ke terminal 1. Untung saja penerbangan tepat waktu dan nyaris tidak ada antrian imigrasi di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta. Dengan demikian, kami tidak terburu-buru ketika melapor ke penerbangan berikutnya.
Penerbangan berikutnya ke Jogja juga tepat waktu, dan kami tiba di rumah sekitar jam 20.00 GMT+7, dilanjutkan dengan persiapan packing, karena hari minggu sudah pergi lagi ke Makassar selama 5 hari.
Tulisan ini merupakan salah satu dari cerita rangkaian perjalanan keluarga kami melintasi Malaysia, Singapura dan Thailand tahun 2016.
Rabu, 29 Juni 2016
Home »
Catatan Perjalanan
» Perjalanan Bangkok Don Mueang - Jakarta - Jogja
0 komentar:
Posting Komentar