Jika bicara sarapan, orang-orang di Jayapura dan Papua pada umumnya jarang makan sarapan pagi dengan nasi di piring. Pada pagi hari biasa disediakan teh manis atau kopi dan kue seperti bakwan, pisang goreng, dan lainnya.
Di Jogja, banyak pedagang nasi yang sudah menggelar lapaknya sejak subuh. Biasanya mereka melayani kebiasaan sarapan nasi untuk orang-orang yang mulai beraktivitas sejak pagi, seperti pedagang pasar, orang yang berangkat kantor pagi dan anak-anak yang masih sekolah.
Warung makan di Jayapura kebanyakan baru buka sesudah jam 8 atau 9 WIT. Bahkan ada yang baru siap menjelang jam makan siang. Tetapi bagi yang biasa sarapan pagi nasi seperti saya, masih ada beberapa warung makan yang bisa dikunjungi.
Misalnya, jika kita ingin sarapan bubur atau mie ayam, ada Bubur dan Mie Mandala yang saat tulisan ini disusun memiliki 3 cabang di area Jayapura, Abepura, dan Waena. Selain itu, ada pedagang pecel dan nasi kuning yang membuka lapaknya menggunakan mobil angkot yang dimodifikasi.
Sayangnya, saya belum menemukan warung atau restoran yang buka 24 jam di Jayapura (karena jarang keluar tengah malam), sehingga sebaiknya yang ingin makan jam 2 pagi harap sabar-sabar menunggu atau sudah menyimpan cadangan makanan di rumah sebelumnya. Namun jika terpaksa, alternatifnya adalah lari ke hotel berbintang di Jayapura yang biasa memiliki chef standby 24 jam. Untuk yang terakhir ini saya belum pernah, namun patut dicoba dalam keadaan mendesak.
0 komentar:
Posting Komentar