Sabtu, 16 Februari 2019

Bertukar Pikiran dengan Pegiat Teknologi Informasi di Wamena Jayawijaya


Dalam beberapa hari terakhir ini, para pegiat teknologi informasi yang fokus pada layanan pemerintahan di Jayawijaya berkumpul di Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Jayawijaya untuk melihat sejauh mana pemanfaatan Teknologi Informasi di daerah ini. Daerah Wamena sendiri merupakan daerah di bagian tengah provinsi Papua, yang jalan daratnya menuju Jayapura baru saja tembus, meskipun terputus lagi akibat terjadi longsor di beberapa titik. Karena jalannya secara resmi belum bisa dilewati, maka saya mengunjungi Wamena menggunakan pesawat jenis ATR dengan waktu temput sekitar 40 menit.

Di Wamena sudah terdapat SMK yang memiliki jurusan IT, dan juga kampus yang melahirkan tenaga-tenaga IT yang handal. Bahkan, sebagian besar aplikasi dan web dibangun sendiri oleh tenaga-tenaga lokal dari Jayawijaya. Permasalahan di Jayawijaya dan juga daerah Pegunungan Tengah Papua pada umumnya adalah tidak adanya koneksi Internet yang cepat, karena semua tulang punggung Internet di daerah ini masih dilayani dengan menggunakan satelit/VSAT. Pemerintah sendiri sedang membangun Palapa Ring masuk ke Wamena dengan menggunakan microwave, dengan relay melalui beberapa tower dari Timika. Untuk koneksi Fiber Optic sepertinya masih jauh panggang dari api untuk masuk ke daerah ini karena terkendalanya akses darat.

Namun demikian, untuk jaringan Intranet Pemerintah Kabupaten Jayawijaya telah membangun dengan menggunakan Fiber Optic untuk menggantikan dan melengkapi jaringan wireless yang sudah ada. Jaringan FO ini dibangun oleh Telkom bekerja sama dengan Pemda Jayawijaya, termasuk pengembangan data center lokal dengan maksud agar kecepatan koneksi pengakses ke server dapat lebih cepat karena diakses di jaringan lokal.

Dari hasil diskusi dengan rekan-rekan yang menggeluti dunia pemrograman dan jaringan di Wamena, saya belajar bahwa banyak inovasi yang sudah dilakukan di daerah ini, dan banyak juga PR yang harus diselesaikan, terutama menyangkut data exchange antar aplikasi yang dibangun masing-masing pengembang. Selain itu, pertukaran ilmu perlu dilakukan agar inovasi-inovasi selanjutnya berjalan dengan lebih cepat. Siapa yang akan menyangka, jika mungkin di masa depan inovasi Teknologi Informasi dari Tanah Papua akan dimulai dari daerah ini. Dengan infrastruktur jaringan ke pedalaman Papua yang sedang digenjot Pemerintah, bukan tidak mungkin Baliem Valley bisa menjadi Silicon Valley-nya orang Papua.