Saya sering melakukan pekerjaan di pedalaman Papua. Beberapa daerah ada yang memiliki kota begunung-gunung, namun banyak juga yang memiliki kota cukup datar. Sayangnya, keadaan itu tidak didukung kesadaran lingkungan, karena sebagian besar senang menggunakan motor meskipun harga bensin cukup gila, berkisar antara 15 ribu sampai dengan 50 ribu seliter.
Solusinya? Saya membawa sepeda lipat keliling Papua! Sepeda ini kami beli di Wamena, Jayawijaya. Selanjutnya, sepeda itu saya bawa ke daerah-daerah lain, seperti Dekai Yahukimo dan Jayapura. Bawanya? Naik pesawat, dimasukkan bagasi. Karena sepeda ini merupakan sepeda lipat dan beratnya hanya sekitar 14kg, saya jarang terkena overweight. Paling kalau ditambah koper pakaian saya, bagasi saya kelebihan sekitar 5 kg. Overweight 5 kilo biasanya bayar sekitar 45 ribu rupiah.
Hasilnya? Selain badan bugar karena berolahraga menggunakan sepeda, pengeluaran bensin menjadi lebih berkurang, sehingga mengurangi emisi karbon di daerah-daerah tersebut. Sebenarnya saya ingin sekali membawa sepeda ini keliling nusantara, tapi saya sementara ini mengandangkannya di Papua, jadi keliling Papua saja dulu :)
Kamis, 26 Mei 2011
Rabu, 18 Mei 2011
Penanganan Bagasi Penumpang Batal Naik Pesawat
Dalam perjalanan saya dari Sorong menuju Jayapura via Manokwari, 17 Mei 2011 kemarin menggunakan maskapai Express Air XN-800, ketika pintu akan dututup tiba-tiba ada seorang penumpang yang keluar menuju pintu dan mengatakan bahwa ia batal terbang karena ada barangnya yang tertinggal di rumahnya di Sorong.
Akhirnya pramugari mempersilakan penumpang tersebut turun, lalu memerintahkan kepada ground crew untuk mengambil bagasi penumpang tersebut. Penumpang lainnya akhirnya menggerutu karena akan memerlukan waktu yang lama lagi untuk menunggu bagasi tersebut dicari dan diambil.
Mengapa bagasi tidak dibawa saja ke Manokwari, lalu diantar lagi ke Sorong pada penerbangan berikutnya? Hal ini terletak pada keamanan penumpang. Bisa saja penumpang yang turun tadi membawa benda bebahaya di bagasi dan akhirnya mencelakai penumpang yang terbang, sementara dia selamat karena tidak ikut dalam penerbangan tersebut. Saya pernah mendapatkan penjelasan seperti itu dari salah satu petugas di maskapai Merpati Nusantara tahun 2008 yang lalu.
Begitu mendarat di Manokwari, ada satu lagi masalah, yaitu penumpang di belakang berteriak-teriak sehingga membuat penumpang yang lain ketakutan. Akhirnya petugas Bandara Rendani masuk ke pesawat untuk menenangkan orang tersebut. Penumpang tersebut nyaris diturunkan dari pesawat karena tingkah lakunya tersebut. Namun, karena penumpang tersebut bisa tenang, akhirnya penerbangan dilanjutkan dengan selamat sampai Jayapura.
Akhirnya pramugari mempersilakan penumpang tersebut turun, lalu memerintahkan kepada ground crew untuk mengambil bagasi penumpang tersebut. Penumpang lainnya akhirnya menggerutu karena akan memerlukan waktu yang lama lagi untuk menunggu bagasi tersebut dicari dan diambil.
Mengapa bagasi tidak dibawa saja ke Manokwari, lalu diantar lagi ke Sorong pada penerbangan berikutnya? Hal ini terletak pada keamanan penumpang. Bisa saja penumpang yang turun tadi membawa benda bebahaya di bagasi dan akhirnya mencelakai penumpang yang terbang, sementara dia selamat karena tidak ikut dalam penerbangan tersebut. Saya pernah mendapatkan penjelasan seperti itu dari salah satu petugas di maskapai Merpati Nusantara tahun 2008 yang lalu.
Begitu mendarat di Manokwari, ada satu lagi masalah, yaitu penumpang di belakang berteriak-teriak sehingga membuat penumpang yang lain ketakutan. Akhirnya petugas Bandara Rendani masuk ke pesawat untuk menenangkan orang tersebut. Penumpang tersebut nyaris diturunkan dari pesawat karena tingkah lakunya tersebut. Namun, karena penumpang tersebut bisa tenang, akhirnya penerbangan dilanjutkan dengan selamat sampai Jayapura.
Sosialisasi Musrenbang Distrik dan Kampung Kabupaten Tambrauw
Pada hari Senin, 16 Mei 2011 saya diundang oleh Bappeda Kabupaten Tambrauw untuk menyampaikan materi mengenai Musrenbang Distrik. Untuk daerah lain yang tidak memiliki status otonomi khusus seperti Papua dan Papua Barat disebut sebagai Musrenbang Kecamatan. Acara ini dilaksanakan di Hotel Mariat Sorong dan dihadiri oleh Kepala Distrik se-Kabupaten Tambrauw. Materi yang disampaikan lebih banyak kepada praktek persiapan musrenbang distrik, mulai dari siapa saja yang diundang, tata cara pelaksanaan, dan formulir-formulir yang harus diisi sesuai dengan Permendagri 54 tahun 2010.
Perusahaan kami memiliki produk yang dinamakan dengan SIRENJA (Sistem Informasi Rencana Kerja) yang digunakan dalam proses perencanaan di lingkungan Pemerintah Daerah. Pada proses implementasi di lapangan, sistem mengakomodir proses perencanaan daerah dari RPJP, RPJMD, RPKD, dan proses Musrenbang sampai dengan menghasilkan KUA dan PPAS.
Semoga dengan pelatihan ini pelaksanaan perencanaan di tingkat distrik dapat berjalan sesuai dengan regulasi dan memberikan manfaat bagi masyarakat Tambrauw.
Perusahaan kami memiliki produk yang dinamakan dengan SIRENJA (Sistem Informasi Rencana Kerja) yang digunakan dalam proses perencanaan di lingkungan Pemerintah Daerah. Pada proses implementasi di lapangan, sistem mengakomodir proses perencanaan daerah dari RPJP, RPJMD, RPKD, dan proses Musrenbang sampai dengan menghasilkan KUA dan PPAS.
Semoga dengan pelatihan ini pelaksanaan perencanaan di tingkat distrik dapat berjalan sesuai dengan regulasi dan memberikan manfaat bagi masyarakat Tambrauw.