Selasa, 04 Juni 2013

Pesawat dari Singapura ke Yogyakarta

Sehari setelah mendarat di Singapura, akhirnya, tanggal 28 pagi kami bersiap-siap berangkat melanjutkan perjalanan dari Singapura pulang menuju ke Yogyakarta dengan menggunakan Indonesia Air Asia QZ-8103 dari Changi Airport (SIN) Terminal 1 pukul 11.15 GMT+8 dan menuju ke Adi Sucipto Airport Yogyakarta (JOG) pukul 12.25 GMT+7.

32_NE4_Chinatown

Dari total keseluruhan “kargo” yang kami bawa, tercatat kami menambah 1 muatan koper besar. Ini merupakan perjalanan 9 hari yang cukup menguras tenaga, namun dari semuanya itu, kami sekeluarga menyimpulkan bahwa ini adalah perjalanan yang menggembirakan. Dan kami bersyukur kepada Tuhan atas perlindungan selama perjalanan, cuaca yang tepat, juga untuk orang-orang yang kami temui, dan juga tempat-tempat yang kami kunjungi.

33_Airport_Adisutjipto

Dari sisi biaya? Total biaya perjalanan kami per orang kurang lebih sama dengan ongkos yang harus kami keluarkan jika membayar di travel agent untuk perjalanan Hong Kong-Macau-Shenzhen dari Yogyakarta, namun biaya kami itu sudah biaya keseluruhan, termasuk tiket, belanja, makan, tip, dan biaya masuk ke tempat-tempat kunjungan wisata. Dalam perjalanan kami ini kami memperoleh “bonus” kunjungan ke 2 tempat, yaitu Kuala Lumpur dan Singapura.

Tulisan ini merupakan salah satu bagian dari seri perjalanan saya dan keluarga dengan rute Yogyakarta – Kuala Lumpur – Hong Kong – Shenzhen – Macau – Singapura – Yogyakarta pada tanggal 20 – 28 Mei 2013.

Senin, 03 Juni 2013

Penerbangan dari Macau ke Singapura

Selesai transit di Macau, kami melanjutkan perjalanan tanggal 27 Mei 2013 menggunakan pesawat udara dari Macau menuju ke Singapura. Kami memesan tiket Tiger Airways dengan nomor penerbangan TR 2903 berangkat pukul 10:35 GMT+8 dan tiba pukul 14:20 GMT+8.

30_Macau

Tiba di Changi, kami langsung naik MRT menuju ke Porcelain Hotel di Chinatown. Kami senang dengan hotel ini karena dekat sekali dengan stasiun MRT NE4 Chinatown. Selain itu kita juga bisa berbelanja di Chinatown dengan harga yang miring. Menurut pengamatan saya setelah beberapa kali ke situ, produk yang disukai oleh orang Indonesia di Chinatown Singapura adalah kaos dan gantungan kunci, hahaha…

31_Singapura

Malam harinya, kami bertemu dengan rekan kami di sana, yaitu Budi Wijaya dan Audrey Koh dari INSITU Asia. Kalau Mr. Budi ini sebenarnya kelahiran Solo, namun saat masih muda bermigrasi ke Singapura, jadi masih bisa roaming dengan menggunakan bahasa Indonesia atau sedikit bahasa Jawa. Orang tuanya masih tinggal di Solo. Kami biasa membantu mereka untuk desain grafis dan HTML dan berbagi permasalahan teknis terkait dengan web. Saya lebih senang menyebut mereka berdua ini adalah keluarga seniman.

Karena kebetulan searah dengan jalan Budi dan Audrey pulang ke rumah, kami menumpang mobil mereka ke Mustafa Centre, salah satu tempat belanja di Singapura yang buka 24 jam. Lalu kami kembali ke hotel untuk beristirahat dengan sedikit tenaga yang tersisa setelah perjalanan 8 hari, untuk persiapan kembali ke Yogyakarta keesokan harinya.

Tulisan ini merupakan salah satu bagian dari seri perjalanan saya dan keluarga dengan rute Yogyakarta – Kuala Lumpur – Hong Kong – Shenzhen – Macau – Singapura – Yogyakarta pada tanggal 20 – 28 Mei 2013.

Ferry Penyeberangan dari Shenzhen ke Macau

Melanjutkan petualangan sebelumnya, hari Minggu siang tanggal 26 Mei 2013 kami melanjutkan perjalanan ke Macau. Dari Shenzhen, kami naik taksi menuju Shekou Ferry Terminal dan naik Ferry menuju ke Macau.

28_Shekou_Ferry

Kami pergi ke Macau karena tiket pesawat perjalanan kami esok harinya ke Singapura adalah dari Macau International Airport. Begitu tiba di Macau, kami langsung menuju ke penginapan dengan menggunakan bus yang sudah disediakan oleh hotel. Bus ini ada tiap jam dan gratis. Hotel-hotel banyak menyediakan transportasi gratis dari dan ke hotel. Area Macau ini sangat kecil dan bisa dikelilingi cukup dengan 30 menit naik mobil. Macau terkenal dengan pusat perjudian di Asia. Salah satu pusat judi yang besar adalah Grand Lisboa.

29_Macau

Kami melihat-lihat dan menikmati suasana senja ketika lampu-lampu gedung sudah mulai dinyalakan, lalu kami kembali menuju hotel untuk makan malam dan beristirahat.

Tulisan ini merupakan salah satu bagian dari seri perjalanan saya dan keluarga dengan rute Yogyakarta – Kuala Lumpur – Hong Kong – Shenzhen – Macau – Singapura – Yogyakarta pada tanggal 20 – 28 Mei 2013.

Naik Kereta dari Hong Kong ke Shenzhen

Setelah lumayan puas menghabiskan waktu seharian di Disneyland Hong Kong, pagi-pagi benar tanggal 25 Mei 2013 kami melanjutkan perjalanan ke Shenzhen. Kami naik kereta East Rail Line yang membawa kami dari area kota ke perbatasan di Lo Wu (di sisi Hong Kong namanya Lo Wu sedangkan di sisi Shenzhen namanya Luo Hu).

25_East_Rail_Line

Sampai di Imigrasi Shenzhen kami naik ke lantai atas untuk mendaftar pengajuan Visa on Arrival. Sebenarnya Visa masuk ke China bisa kita ajukan di Hong Kong, namun saat itu kami nekat mencoba pengurusan Visa saat masuk ke Shenzhen. Bagi yang juga ingin melakukan hal itu, pastikan jangan mencoba saat hari raya di China, karena kemungkinan kantor pengajuan Visa on Arrival tutup.

Beruntung saat itu kondisi sedang sepi jadi kami agak cepat memperoleh Visa untuk masuk ke Shenzhen. Visa ini hanya berlaku untuk 5 hari dan hanya boleh digunakan untuk berkeliling di area Shenzhen saja. Selesai mengurusi imigrasi, kami melanjutkan perjalanan dengan naik taksi menuju penginapan kami di Shenzhen Hubei Hotel. Dari foto yang saya ambil di bawah ini apakah ada sesuatu yang janggal?

26_Shenzhen

Setelah selesai check in dan istirahat sejenak. kami melanjutkan perjalanan kami menuju Window of the World dengan naik Metro Shenzhen dari Laojie langsung menuju tepat ke Window of the World. Setelah melihat-lihat sebentar, kami langsung kembali ke hotel karena cuaca gerimis.

27_Window_of_the_World

Hotel kami sangat dekat dengan area belanja, salah satunya adalah Sun Square dan pusat perbelanjaan lainnya. Namun karena bawaan kami sudah mulai overload, kami hanya membeli beberapa cinderamata dari Shenzhen.

Tantangan jalan-jalan di Shenzhen adalah pada sisi bahasa, karena bahasa Inggris tidak terlalu dikenal oleh masyarakat Shenzhen seperti di lingkungan orang Hong Kong. Hal itu bagi kami tidak menjadi masalah yang berarti. Untuk tawar menawar harga dengan pedagang di situ, cukup dengan menggunakan oper kalkulator saja dengan mengetik angka tawaran yang diinginkan.

Untuk menuju ke suatu tempat yang diinginkan, saya sudah print dalam tulisan China ketika masih di Hong Kong, sehingga tinggal tunjuk-tunjuk saja tanya kepada orang sekitar atau petugas polisi yang sedang berjaga. Di Shenzhen, sepeda motor tidak diperbolehkan beroperasi. Di jalanan hanya tampak mobil dan sepeda listrik. Masyarakat bepergian dengan jalan kaki, menggunakan kendaraan umum seperti taksi, bus, atau Metro Shenzhen.

Tulisan ini merupakan salah satu bagian dari seri perjalanan saya dan keluarga dengan rute Yogyakarta – Kuala Lumpur – Hong Kong – Shenzhen – Macau – Singapura – Yogyakarta pada tanggal 20 – 28 Mei 2013.

Sabtu, 01 Juni 2013

Wisata Hong Kong Disneyland

Perjalanan ke Hong Kong Disneyland merupakan rangkaian perjalanan terakhir yang kami lakukan di Hong Kong setelah kami mengunjungi Ngong Ping Village pada hari sebelumnya. Kami bersyukur kepada Tuhan karena hari Jumat, 24 Mei 2013 cuaca benar-benar cerah, tidak seperti prakiraan cuaca yang mengatakan bahwa hari akan hujan. Prakiraan cuaca tidak selalu benar kan?

20_Disneyland_HK

Sebelumnya kami telah membeli tiket masuk Disneyland di lobby Hotel Ibis North Point tempat kami menginap. Oleh agen tiket, kami diberikan fasilitas kendaraan berupa bus antar jemput dari hotel ke Disneyland. Bus berangkat pukul 8 GMT+8 dan akan menjemput kembali pada jam 20.00 GMT+8 setelah pertunjukan kembang api.

21_Disneyland_HK

Sesampainya di Disneyland Hong Kong, kami langsung antri untuk masuk dan mencoba berbagai wahana hiburan yang ada di situ. Menurut pandangan saya, menikmati Disneyland akan lebih nyaman jika dilakukan selama 2 hari, karena semua wahana sulit untuk dikelilingi dalam sehari. Ada beberapa wahana yang mewajibkan pengunjung memiliki tinggi badan minimal 120 cm, sehingga kami tidak bisa mengajak Akio untuk masuk ke arena tersebut.

Karena jarak yang ditempuh untuk mengelilingi wahana cukup jauh, kami menyewa stroller anak-anak untuk Akio dengan harga sewa HKD 100 untuk 1 hari. Salah satu larangan dari pihak Disneyland adalah membawa makanan dari luar. Penjaga akan melakukan screening di pintu masuk. Namun, karena kami membawa anak-anak, kami diberi kelonggaran membawa minuman dan sedikit kue masuk ke area Disneyland.

22_Disneyland_HK

Pada sore hari pukul 15.00 GMT+8 ada pertunjukan parade Disney yang menampilkan pemeran-pemeran yang ada dalam film-film yang diproduksi oleh Disney dengan para pemerannya kebanyakan adalah orang-orang yang berasal dari Asia.

23_Disneyland_HK

Karena sudah sangat lelah, kami memutuskan untuk melewatkan pesta kembang api yang diadakan pada malam hari pada setiap harinya. Kami akhirnya pulang duluan menggunakan MTR ke hotel.

24_Disneyland_HK

Tulisan ini merupakan salah satu bagian dari seri perjalanan saya dan keluarga dengan rute Yogyakarta – Kuala Lumpur – Hong Kong – Shenzhen – Macau – Singapura – Yogyakarta pada tanggal 20 – 28 Mei 2013.

Wisata Ngong Ping Village Hong Kong

Setelah melihat cuaca di Hong Kong belum cerah betul, pada tanggal 23 Mei 2013 kami melanjutkan perjalanan ke Ngong Ping Village, di mana terdapat patung Buddha raksasa (Giant Buddha) dari perunggu.

15_HK_Laundry

Sebelum berangkat, saya memasukkan pakaian di Sunshine Laundry yang terletak di kompleks apartemen City Garden yang berjarak kurang lebih 700 meter dari Hotel Ibis North Point. Sambil menunggu cucian kering, saya berbincang dengan TKI yang bekerja di Hong Kong, yang sedang merawat bayi dan juga orang lanjut usia di area taman kompleks City Garden. Saya kira mereka ini berasal dari Filipina, namun ketika sudah mulai saling berbicara dengan bahasa Jawa, maka saya langsung mengenali bahwa mereka dari Indonesia.

16_HK_TKI

Setelah 2 jam, cucian saya sudah bersih dan kering dengan tarif cuci 30 HKD per kilogram. Saya menyimpan baju di hotel, lalu kami bertiga melanjutkan perjalanan ke Ngong Ping dengan menggunakan MTR. Sampai di Ngong Ping, kami langsung membeli tiket kereta gantung (cable car) untuk menuju ke patung Buddha raksasa.

17_Ngong_Ping_Cable

Perjalanan dengan kereta gantung ini memerlukan waktu sekitar 30 menit. Bagi yang takut ketinggian akan sedikit ngeri karena kereta gantung ini menyeberang melewati laut. Bagi para trekker disediakan jalur bagi yang ingin menuju Ngong Ping Village dengan berjalan kaki.

18_Giant_Buddha

Setelah menikmati pemandangan di Ngong Ping Village, kami melanjutkan perjalanan untuk makan siang dan pulang ke hotel. Karena sudah malam, saya mencoba mengambil gambar suasana Hong Kong dari jendela kamar hotel.

19_Hong_Kong_Malam

Tulisan ini merupakan salah satu bagian dari seri perjalanan saya dan keluarga dengan rute Yogyakarta – Kuala Lumpur – Hong Kong – Shenzhen – Macau – Singapura – Yogyakarta pada tanggal 20 – 28 Mei 2013.