Setelah lumayan puas menghabiskan waktu seharian di Disneyland Hong Kong, pagi-pagi benar tanggal 25 Mei 2013 kami melanjutkan perjalanan ke Shenzhen. Kami naik kereta East Rail Line yang membawa kami dari area kota ke perbatasan di Lo Wu (di sisi Hong Kong namanya Lo Wu sedangkan di sisi Shenzhen namanya Luo Hu).
Sampai di Imigrasi Shenzhen kami naik ke lantai atas untuk mendaftar pengajuan Visa on Arrival. Sebenarnya Visa masuk ke China bisa kita ajukan di Hong Kong, namun saat itu kami nekat mencoba pengurusan Visa saat masuk ke Shenzhen. Bagi yang juga ingin melakukan hal itu, pastikan jangan mencoba saat hari raya di China, karena kemungkinan kantor pengajuan Visa on Arrival tutup.
Beruntung saat itu kondisi sedang sepi jadi kami agak cepat memperoleh Visa untuk masuk ke Shenzhen. Visa ini hanya berlaku untuk 5 hari dan hanya boleh digunakan untuk berkeliling di area Shenzhen saja. Selesai mengurusi imigrasi, kami melanjutkan perjalanan dengan naik taksi menuju penginapan kami di Shenzhen Hubei Hotel. Dari foto yang saya ambil di bawah ini apakah ada sesuatu yang janggal?
Setelah selesai check in dan istirahat sejenak. kami melanjutkan perjalanan kami menuju Window of the World dengan naik Metro Shenzhen dari Laojie langsung menuju tepat ke Window of the World. Setelah melihat-lihat sebentar, kami langsung kembali ke hotel karena cuaca gerimis.
Hotel kami sangat dekat dengan area belanja, salah satunya adalah Sun Square dan pusat perbelanjaan lainnya. Namun karena bawaan kami sudah mulai overload, kami hanya membeli beberapa cinderamata dari Shenzhen.
Tantangan jalan-jalan di Shenzhen adalah pada sisi bahasa, karena bahasa Inggris tidak terlalu dikenal oleh masyarakat Shenzhen seperti di lingkungan orang Hong Kong. Hal itu bagi kami tidak menjadi masalah yang berarti. Untuk tawar menawar harga dengan pedagang di situ, cukup dengan menggunakan oper kalkulator saja dengan mengetik angka tawaran yang diinginkan.
Untuk menuju ke suatu tempat yang diinginkan, saya sudah print dalam tulisan China ketika masih di Hong Kong, sehingga tinggal tunjuk-tunjuk saja tanya kepada orang sekitar atau petugas polisi yang sedang berjaga. Di Shenzhen, sepeda motor tidak diperbolehkan beroperasi. Di jalanan hanya tampak mobil dan sepeda listrik. Masyarakat bepergian dengan jalan kaki, menggunakan kendaraan umum seperti taksi, bus, atau Metro Shenzhen.
Tulisan ini merupakan salah satu bagian dari seri perjalanan saya dan keluarga dengan rute Yogyakarta – Kuala Lumpur – Hong Kong – Shenzhen – Macau – Singapura – Yogyakarta pada tanggal 20 – 28 Mei 2013.
0 komentar:
Posting Komentar