Kamis, 09 Juni 2016

Kisah Perjalanan Sekarung Beras di Papua

Tanggal 8 Juni 2016, saya terbang dari Elelim ke Wamena dengan menggunakan Susi Air. Di waktu yang hanpir bersamaan, ada pesawat AMA yang mendarat dan akan membawa penumpang ke Sentani.

Dari sebagian penumpang itu, ada seorang Kepala Desa dari Distrik Benawa yang ikut ke Sentani untuk pulang ke Benawa. Seperti diketahui, Distrik Benawa setahun terakhir sudah tembus jalan darat dari Jayapura. Jadi, daripada harus bayar charter pesawat dari Elelim ke Benawa, Pak Kepala Desa ini turun ke Sentani untuk melanjutkan perjalanan dengan Mitsubishi Strada ke Benawa yang ditempuh selama 12 jam dengan biaya kurang lebih 5 juta rupiah.

Uniknya, beliau membeli beras di Elelim untuk dibawa ke Benawa. Beras ini telah melalui perjalanan panjang dari Klaten ke Jayapura, lalu naik pesawat kargo ke Wamena dan naik kendaraan ke Elelim. Nah, beras ini terbang lagi ke Jayapura!

Pemikiran saya yang muncul, mengapa Pak Kepala Desa tidak membeli barang-barang tersebut di Jayapura yang tentu saja jauh lebih murah?

Usut punya usut, menurut salah satu rekan sepenerbangan saya ke Wamena, Pak Kepala Desa ini baru saja mengurus dana desa bersama dengan ratusan kepala desa di seluruh Kabupaten Yalimo. Agar penggunaan dana ini transparan, beliau membeli kebutuhan pokok dengan dana pribadi di Elelim. Jika beli di Sentani, maka ada kakuatiran bahwa masyarakat mengira Pak Kepala Desa membeli beras dengan dana desa. Belum lagi masyarakat yang ikut juga minta dibelikan kebutuhan ini dan itu malah jadinya nombok. Jadi, begitu sampai di Jayapura, Pak Kepala Desa langsung naik mobil bersama masyarakatnya yang sudah menunggu di Sentani untuk ke Benawa, dan tidak singgah di Jayapura, dan bisa langsung melaporkan dana desa itu kepada masyarakat.

0 komentar:

Posting Komentar