Standar perjalanan kami yaitu membawa pakaian secukupnya untuk keperluan 3 - 4 hari, dengan asumsi seperti waktu di Hong Kong, kami memasrahkan baju untuk dicuci di laundry kiloan. Untuk Sio yang masih bayi, kami mencoba menghitung jumlah susu dan diapers dengan seakurat mungkin untuk keperluan 6 hari 5 malam.
Di Singapura, banyak layanan laundry DIY (do it yourself) di mana kita tinggal memasukkan koin uang SGD dan mesin cuci berjalan secara otomatis dan pakaian selesai dengan kering. Karena terlena dengan jalan-jalan di luar, akhirnya selama 3 hari 2 malam itu kami tidak mencuci baju di Singapura, padahal tempatnya hanya 300 meter dari hotel.
Untuk alas kaki, saya tidak membawa sandal, dan mempercayakan pada salah satu model sepatu North Star dari Bata yang tipis dan sirkulasi udaranya bagus, sehingga lebih aman dari bau. Intinya, kami mencoba membawa barang yang benar-benar diperlukan saja, dan menyisihkan barang yang sudah ada substitusinya, seperti mengenai memilih salah satu antara sandal dan sepatu tadi.
Kembali kepada pakaian, di Bangkok selama 4 hari 3 malam itu kami berpindah hotel setiap malam, dan selalu tiba malam karena mengikuti tur yang sudah dijadwalkan. Di sore hari pertama tiba di Bangkok, saya keliling di dekat hotel dan mendapati banyak laundry kiloan, namun apa dikata, kalau malam mereka sudah tutup, dan kemungkinan kecil mereka mau lembur untuk bisa diambil pagi sebelum jam 6, karena jam 7 kami sudah dijemput bus untuk menuju ke tempat-tempat wisata. Di hotel, staf yang standby tidak lebih dari 10 orang saja, mulai dari security, bell boy, resepsionis, dan room service. Petugas laundry juga diketahui sudah kembali ke rumah masuk ke dalam peraduan mimpinya. Selain itu, laundry di hotel menerapkan biaya yang nyaris sama dan bahkan lebih mahal dengan harga kaos dan celana yang mau dicuci ;)
Solusinya? Lari ke 7 Eleven beli Rinso (saya yakin saja namanya Rinso, karena bungkusnya persis, hanya tulisannya menggunakan aksara Thailand, aromanya khas dan sama-sama produksi Unilever). Pakaian direndam dan dikucek pakai air panas dari wastafel di kamar mandi hotel. Ini dia penampakannya.
Tinggal peras sampai bersih, dan di 'spin' menggunakan tangan dengan kecepatan layaknya latihan kung fu, maka baju menjadi setengah kering dan tinggal diangin-anginkan setengah malam di keringnya angin dari AC kamar hotel. Paginya, baju sudah siap untuk diseterika dan dipakai kembali. Tips lain yang bisa dilakukan adalah jika di hotel ada kulkas mini, taruh saja di belakangnya, maka akan lebih cepat kering karena hangat. Dalam rangkaian perjalanan ini, saya sempat menganginkan cucian kaos kaki di Singapura dengan hairdryer yang ada di hotel dan berhasil kering dalam waktu kurang dari 3 menit.
Demikianlah penyelesaian atas petualangan kami mencari jasa laundry kiloan di Bangkok yang mungkin bisa diterapkan juga di tempat lain dalam keadaan darurat.