Saya di situ sendiri bersama tim Saipem dari Malaysia, yang menangani project di LNG Tangguh, harus terkapar menunggu selama lebih dari 4 jam di Sorong.
Mungkin masalah delay adalah hal yang cukup biasa saya alami :D terutama untuk penerbangan di kawasan Indonesia Timur. Dari apa yang saya lihat, ada beberapa hal yang menyebabkan hal ini terjadi yang saya buat kelompok ke dalam 2 hal, yang pertama adalah faktor teknis mekanis dan berikutnya adalah faktor non teknis.
Faktor teknis mekanis meliputi:
1. Cuaca yang kurang baik
2. Kendala mekanik (mesin dan peralatan)
Faktor non teknis adalah:
1. Menunggu pejabat yang mau ikut pesawat tiba.
2. Menunggu penumpang penuh.
Untuk faktor pertama, saya setuju apabila penerbangan ditunda, sampai kerusakan yang dideteksi selesai diperbaiki dan diatasi, karena tentu saja safety lebih penting dari ketepatan waktu keberangkatan. Untuk faktor kedua, mungkin itu kembali ke kebijakan manajemen operasional yang ada di lapangan pada saat itu.
Anyway, yang membahagiakan bagi saya adalah saat ini saya sudah tiba di Jogja dengan selamat, sampai jumpa lagi di perjalanan lainnya :)
Catatan:
Pepatah di atas cuma sekedar plesetan. Pepatah aslinya adalah: esuk dele sore tempe, yang translasinya kurang lebih adalah "pagi kedelai, setelah sore jadi tempe", yang artinya adalah orang yang tidak bisa dipercaya ucapannya, beda waktu, beda ucapannya.
2 komentar:
[...] Turut berduka cita atas musibah kecelakaan pesawat Garuda Indonesia yang mendarat dan terbakar di Bandara Adisutjipto, Yogyakarta Pagi hari ini, Rabu 7 Maret 2007. Sebagai salah satu pengguna jasa penerbangan, saya hanya berharap agar kejadian seperti ini tidak terjadi lagi di kemudian hari… [...]
untuk masalah non teknis itu biasa,apalagi bila sedang menunggu seorang pejabat pemerintahan.pejabat pemerintahan itu kan raja.jadi harus dilayani dengan baik.ya ngga pak pejabat ????
Posting Komentar