Dalam Kamus besar Bahasa Indonesia, arti dari kata sahabat adalah sebagai berikut.
sa·ha·bat n kawan; teman; handai: ia mengundang -- lamanya untuk makan bersama-sama di restoran;
-- dekat sahabat karib; -- karib sahabat yg sangat erat (baik); teman yg akrab: dia adalah -- karib kakakku; -- kental sahabat karib;
ber·sa·ha·bat v 1 berkawan; berteman: jangan - dng orang jahat; 2 menyenangkan dl pergaulan; ramah: ia sangat -;
per·sa·ha·bat·an n perihal bersahabat; perhubungan selaku sahabat: - kedua orang itu telah berjalan bertahun-tahun;
mem·per·sa·ha·bat·kan v menjadikan bersabahat; memperhubungkan supaya bersahabat; memperkenalkan (dng)
Alasan saya membahas masalah ini adalah, karena banyak rekan-rekan saya yang saling berantem, baik melalui media sosial di Internet, maupun dalam pergaulan langsung, gara-gara peristiwa pilpres 2014 ini. Bahkan, saya dengar di berita surat kabar bahwa ada pertumpahan darah (luka-luka) hanya karena beda calon presiden saja.
Pendukung yang terlalu fanatik ini akhirnya menjadi tidak rasional, bahkan sampai membawa pencapresan ini ke tingkat ‘religius’, dengan mengatakan bahwa pendukung pihak lawan adalah orang kafir, berdosa, dan lain sebagainya. Untuk itu sebaiknya kita kembali ke keadaan semula, bahwa pemilihan presiden ini adalah untuk kebaikan bangsa, dan kebaikan bangsa ini hanya akan terjadi jika terjadi kesetiakawanan satu sama lain.
Waktu saya kuliah Filsafat Pancasila di kampus, dalam sebuah diskusi di kelas saya melontarkan kata ‘perang’ ketika dosen bertanya bagaimana cara memupuk kesetiakawanan. Perang akan menimbulkan rasa senasib sepenanggungan, sehingga satu sama lain akan saling bekerja sama dan akan terjadi kompetisi yang konstruktif. Salah satu syarat perang adalah adanya musuh bersama. Jika dulu perang adalah terkait dengan saling serang dengan senjata, saat ini perang lebih ke arah ideologi dan ekonomi. Banyak negara berkembang, termasuk kita, terjajah salah satunya di sektor ekonomi, namun karena tidak ada peringatan agar waspada, sehingga generasi sekarang di bangsa ini menjadi lengah dan lemah.
Naluri dan hasrat bersaing dalam diri manusia adalah hal yang alami, namun jika itu dibawa ke dalam wawasan yang lebih luas, misalnya dalam wawasan internasional, maka bangsa ini akan cepat menjadi maju dan berdiri di atas kaki sendiri. Namun, jika wawasan itu hanya terbatas, makan bukan hal yang mustahil jika persaingan menjadi hal yang merusak. Semoga sesudah pengumuman presiden baru nanti, bangsa ini menyatukan kembali langkah untuk ke arah yang lebih baik.
0 komentar:
Posting Komentar