Senin, 15 April 2013

Refleksi Ujian Akhir Nasional 2013

Sebagai seorang mantan siswa sekolah menengah, menghadapi ujian nasional merupakan sesuatu yang mendebarkan. Bagaimana tidak, apa yang dipelajari selama 3 tahun di sekolah diujikan pada hari itu. Masalahnya, tidak semua yang dipelajari diujikan, namun hanya merupakan sampling dari beberapa pelajaran yang telah diterima dari guru.

Faktor keberuntungan pun juga menjadi salah satu penentu utama dalam melaksanakan ujian ini. Mulai dari persiapan berangkat ke sekolah, ada saja kemungkinan halangan, misalnya: bangun kesiangan, sakit, gangguan di perjalanan. Sampai di sekolah pun bisa ada halangan juga, seperti: lupa bawa kartu ujian, alat tulis tertinggal. Waktu ujian bisa kurang beruntung karena materi ujian sama sekali tidak dipelajari, mungkin karena sampling tadi atau memang belum pernah diberi materi tersebut. Pada akhirnya, biasanya ilmu irasional semacam 'hitung kancing' akan dilakukan.

Pasca ujian, masih banyak lagi kemungkinan ketidakberuntungan, seperti: lembar jawaban gagal diolah datanya karena memakai pensil palsu, atau mengisi lingkaran lembar jawaban komputer kurang penuh. Beruntung jika sama sekali gagal diolah karena ada tim yang akan membantu melakukan cek manual. Nah, jika yang gagal diolah hanya 30 persen, padahal itu adalah jawaban yang betul?

Ketakutan yang besar ini yang kadang membuat banyak siswa peserta ujian melakukan hal-hal di luar nalar, seperti: minum air yang sudah didoakan, pasang rajah di alat tulis, dan sebagainya. Sebenarnya kalau gagal ujian nasional, efeknya apa sih? Malu? Gengsi? Solusi yang mungkin untuk ujian nasional ini adalah membangun percaya diri, percaya untuk bias mengerjakan, namun di sisi lain hilangkan budaya takut atau malu gagal. Ujian nasional beberapa hari ini tidak ada apa-apanya dengan ujian dunia yang harus kita kerjakan setiap hari.

Saya saja dulu, karena pernah saking putus asanya, penah berpikir jika saya tidak lulus UMPTN tidak akan kuliah, mau turun ke pasar dan berdagang. Mungkin karena faktor bapak dan ibu saya berprofesi sebagai pedagang. Walau akhirnya lulus, masuk ke perguruan tinggi favorit saya, namun tetap berakhir pula menjadi pedagang, hahaha!

Keberhasilan maupun kegagalan dalam ujian nasional, atau ujian lainnya mungkin akan mengubah arah hidup kita. Tinggal bagaimana kita bisa merenungkannya dengan positif serta penuh rasa syukur dan tetap melanjutkan hidup kita agar selaras dengan rencana Tuhan atas hidup kita. Selamat menempuh ujian nasional!

0 komentar:

Posting Komentar