Papeda merupakan makanan dari sagu yang menjadi salah satu makanan favorit orang Indonesia timur, dari Maluku sampai Papua. Karena kebetulan saya sedang melakukan perjalanan ke Wamena, Papua, saya ditawari rekan saya untuk makan siang dengan menu papeda.
Saya siap-siap meluncur ke meja makan ketika rekan saya dari Yalimo ini tiba-tiba berkata jika akan pergi ke pasar membeli sagu dan ikan. Oh, ternyata kita baru mau masak papeda.
Kami akhirnya meluncur ke Pasar Baru di dekat sungai Pikey di Wamena, dan membeli sagu, ikan, dan bumbu-bumbu untuk kuah ikan. Sagu dan ikan ini kiriman dari Jayapura, karena di Wamena pohon sagu tidak tumbuh. Kami menggunakan ikan ekor kuning yang besar dan dagingnya dipotong-potong. Seperti yang biasa kami makan, paket papeda ini terdiri dari bubur sagu, dengan siraman ikan kuah asam, dan dengan sayur tumis, salah satunya adalah kangkung.
Pembuatan bubur sagu ini pertama kali adalah kami mencampur sagu ini dengan air dingin sampai agak encer, lalu mencampurnya dengan perasan jeruk, disaring agar kotoran terpisah, dan dibiarkan sampai sagu mengendap.
Sementara menunggu sagu mengendap, rebus air mendidih. Setelah sagu mengendap, buang air dingin yang ada di bagian atas sagu yang mengendap, lalu sisakan endapan sagu. Sagu endapan ini langsung disiram dengan air mendidih sambik diaduk, dan jadilah bubur sagu yang mirip dengan lem kertas ini. Proses pengadukan ini juga harus dengan feeling bagus, karena sebaiknya tidak terlalu encer, namun juga tidak boleh terlalu keras.
Untuk kuah ikan, siapkan bumbu bawang putih, bawang merah, garam, cabai, kunyit, tumbuk halus. Tumis tumbukan bumbu ini ke dalam minyak mendidih, lalu masukkan air untuk kuah. Jika air sudah mendidih, masukkan ikan dan daun salam. Untuk membuat kuahnya menjadi asam, masukkan air perasan jeruk, dan susulkan daun kemangi untuk menambah aromanya.
Karena keburu lapar, kamipun segera melahap papeda ini dan lupa membuat kangkung tumis.
Yang penting, maknyus!
Jumat, 12 April 2013
0 komentar:
Posting Komentar