Sejak kecil saya pernah mendengar Sempati Air, karena iklannya sering muncul di TV. Namun, belum sempat menaikinya, pada tahun 1998 maskapai tersebut tutup. Berikutnya adalah Bouraq, saya sempat naik pesawat itu waktu dari Jogja ke Banjarmasin tahun 2005 yang lalu. Beberapa waktu kemudian maskapai tersebut kemudian juga tutup. Berikutnya adalah Adam Air, yang tutup setelah didera masalah keuangan, ditambah dengan terjadinya kecelakaan yang bertubi-tubi.
Perusahan penerbangan merupakan perusahaan yang unik dengan tingkat disiplin yang tinggi. Selain karena faktor keselamatan, biaya oeprasional maskapai penerbangan cukup tinggi, bahkan konon untuk memperoleh net yield (keuntungan bersih) sampai 5 persen membutuhkan kerja sangat keras. Meleset sedikit, perusahaan akan kolaps.
Garuda Indonesia merupakan maskapai yang merugi karena miss-management. Namun beberapa tahun terakhir ini mereka tercatat membukukan laba. Merpati saat ini masih didera kerugian. Mandala air, mengalami kerugian karena turunnya jumlah penumpang, sehingga sementara menghentikan operasionalnya pada Januari 2010.
Walaupun pada akhirnya untuk menghemat pengeluaran perlu memotong anggaran, namun jangan sampai memotong anggaran untuk keselamatan penumpang. Selain itu ada baiknya perusahaan penerbangan menerbitkan laporan keuangannya kepada publik, agar masyarakat bisa mengetahui sejauh mana kesehatan suatu maskapai penerbangan.
Kamis, 20 Januari 2011
0 komentar:
Posting Komentar