Minggu, 26 September 2010

Primbon dan Numerologi


Ketika angin badai sudah reda tadi sore, saya melewati kerumunan orang yang membersihkan pohon di daerah Kronggahan, Sleman. Ternyata di situ ada seorang pengendara motor yang lewat dan mengalami naas tertimpa pohon yang tumbang karena angin. Siapa yang menyangka kalau pengendara tersebut harus mengalami akhir hidupnya di tempat itu. Bahkan, kita sendiri juga tidak bisa mengetahui kapan akan mati.

Ketakutan akan masa depan inilah yang memunculkan perilaku orang yang mencoba mencari metode dalam melakukan peramalan nasib. Salah satu yang digunakan oleh masyarakat Jawa pada masa lampau adalah buku Primbon. Primbon berasal dari kata imbu, dan diberi awalan pari dan akhiran an. Imbu adalah kata yang berarti memeram, misalnya buah mentah di-Imbu agar cepat masak.

Saya pertama kali menemukan buku primbon ini waktu kecil. Buku tersebut memiliki judul Kitab Betaljemur Adammakna. Di situ banyak sekali ramalan jodoh, arti mimpi, watak berdasarkan tanggal lahir, makna suatu kejadian, dan banyak ramalan lainnya. Konon katanya, pesan dari primbon adalah agar kita senantiasa bersikap peka dan waspada.

Saya sendiri adalah salah satu orang yang tidak percaya kepada ramalan-ramalan dan numerologi. Sebagai masyarakat yang religius, sebaiknya kita selalu berserah kepada Tuhan akan setiap langkah kita mencapai masa depan, karena dalan teori waktu, sesuatu yang pasti ada adalah adanya ketidakpastian, dan masa depan isinya adalah kemungkinan-kemungkinan yang berada di area ya dan tidak.

0 komentar:

Posting Komentar