Kabupaten Tolikara adalah kabupaten yang terletak di pegunungan tengah Papua. Secara normal, kabupaten ini bisa ditempuh dengan menggunakan perjalanan darat dari Wamena, kabupaten Jayawijaya. Meskipun secara teknis jalan darat yang menghubungkan Jayapura ke Wamena sudah tersambung, namun jalan tersebut secara resmi belum boleh untuk dilewati, sehingga berjalan ke Wamena masih ditempuh dengan menggunakan moda transportasi udara.
Sesudah tiba tiba Wamena, kami menggunakan kendaraan umum sejenis Mitsubishi Strada Triton di pangkalan atau terminal di dekat bandara. Biaya reguler untuk tiap penumpang adalah Rp.250.000 sampai dengan Rp.350.000 tergantung kita mau duduk di kabin depan atau duduk di bak belakang. Apabila menginginkan privasi, kita bisa membayar charter mobil tersebut dengan biaya 2,5jt sampai dengan 3jt tergantung negoisasi dengan supir. Perjalanan dari Wamena ke Karubaga akan memerlukan waktu sekitar tiga sampai empat jam melewati lembah, bukit, gunung.
Kondisi jalan sebagian saya sudah beraspal, namun juga banyak yang masih berupa tanah yang dipadatkan dengan batu-batu. Saya menyarankan agar membawa bekal berupa nasi bungkus, air mineral, dan makanan ringan secukupnya, agar ditengah perjalanan bisa berhenti untuk makan. Selain itu untuk jaga jaga apabila ada permasalan teknis dan kendaraan sehingga harus melakukan perbaikan ditengah jalan yang memakan waktu agak lama, seperti yang sudah pernah saya alami beberapa kali dalam perjalanan di wilayah pegunungan Tengah Papua.
Akan lebih baik juga jika membawa perangkat telekomunikasi berupa telepon satelit, karena tidak semua daerah yang dilalui terdapat sinyal seluler. Namun jika tidak membawa telepon satelit, tidak terlalu bermasalah karena tiap beberapa menit akan ada kendaraan lain yang melintas apabila terjadi permasalahan ditengah perjalanan, karena rute tersebut cukup ramai. Yang penting perjalanan dilakukan pada siang hari. Kendala kendala yang perlu diantisipasi adalah kondisi cuaca. Apabila kondisi cuaca gerimis atau hujan, maka jalan akan diselimuti dengan kabut tebal, yang bisa mengakibatkan jarak pandang terhadap jalan sangat pendek antara 5 sampai 10 meter saja.
Untuk Akomodasi atau penginapan di Tolikara, sebenarnya pemerintah daerah setempat sudah memiliki penginapan yaitu hotel Tolikara. Namun karena rusaknya kantor Bupati, maka untuk sementara hutang tersebut digunakan sebagai kantor Bupati Tolikara. Sebagai alternatif, di daerah dekat bandara ada penginapan yang bisa disewa harian, salah satunya adalah Penginapan Dewanti, yang dimiliki oleh pensiunan guru di Tolikara, yang suka sempat menjadi pejabat di daerah tersebut. Tarif per malam bervariasi antara 1,3 sampai 1,5 juta Rupiah tergantung jenis kamar. Penginapan ini lebih masuk ke dalam kelas guest house. Tamu akan mendapatkan fasilitas kamar dan juga memperoleh makan pagi dan makan malam. Tidak ada air panas, terdapat 2 kamar mandi yang digunakan bersama-sama oleh semua tamu, dengan jenis kloset jongkok.
Bagi yang ingin tinggal dalam jangka yang lebih lama di Tolikara, dapat menyewa rumah kos, dengan tarif 1,5 s.d 3 juta Rupiah per bulan. Ada juga yang menyewakan kamar kos dengan tarif 100.000 sampai dengan 200.000 per hari. Untuk memperoleh informasi kamar kos yang disewakan ini, bisa bertanya kepada para pedagang di pasar, tukang ojek, atau pegawai setempat.
0 komentar:
Posting Komentar