Dari apa yang saya baca di sebuah artikel, Air Asia menghemat biaya dengan salah satunya melakukan pengurangan waktu jeda antara suatu penerbangan dengan penerbangan berikutnya apabila menggunakan armada yang sama.
Pengalaman saya tadi, ketika naik pesawat Air Asia QZ7522 dari Jakarta ke Jogja, meskipun jadwal keberangkatannya adalah pukul 10.00 WIB, kami sudah diminta boarding pukul 09.20 WIB. Kami menuju boarding gate dan terhenti di tangga. Saya kira kami akan diangkut dengan bis, karena di depan kami ada pesawat Q7511 dari Denpasar dengan registrasi PK-AZF sedang menurunkan penumpang.
Sambil melihat penumpang terakhir PK-AZF turun dari pesawat, kami dipersilakan menuju pesawat kami menuju ke Jogja. Ternyata kami menggunakan pesawat PK-AZF itu untuk ke Jogja. Bahkan, ketika kami masuk ke dalam pesawat, ground crew masih menurunkan bagasi penumpang dari Denpasar, dan sebagian lagi memasukkan bagasi kami, serta pesawat melakukan pengisian bahan bakar.
Saya hitung pesawat ini di darat hanya sekitar 30 menit. Pengalaman saya dengan maskapai lain seperti Lion Air, hal ini sulit dilakukan karena jika penerbangan menggunakan armada Boeing 737-900, dengan penumpang 215 orang, persiapan keberangkatan menjadi sangat lama. Dan saya sering melihat, penumpang Lion Air sering bawa tentengan bagasi ke kabin lebih banyak.
Saya rasa untuk bisa melakukan hal seperti Air Asia ini, harus ada pelatihan terintegrasi antara seluruh ground staf, cabin crew, dan otoritas bandara layaknya pelatihan kru pit stop pada balapan Formula 1.
Dan kami pun mendarat pukul 10.57, info dari awak kabin, ini adalah 7 menit lebih awal dari yang dijadwalkan.
0 komentar:
Posting Komentar