Minggu, 22 Juli 2012

Sampah adalah Saudaraku

Pastor Andreas Trismadi di Paroki Kristus Terang Dunia Waena Jayapura, beberapa waktu yang lalu bercerita kepada kami bahwa murid-muridnya yang akan melakukan baptis diberi tugas yaitu untuk mengajak sampah berbicara atu berbicara kepada sampah, lalu mengatakan kepada sampah itu, "Hai sampah, kau adalah saudaraku!"

Wah, agak 'koboi' juga Pater (Romo) Tris ini. Sampah diajak bicara dan mengatakan bahwa sampah itu saudaranya? Bukankah sampah ini adalah kotoran, limbah yang memang harus dibuang? Ternyata, setelah merenungkan secara mendalam, akhirnya saya mulai kembali pada konsep daur ulang. Bagi sebagian besar masyarakat, sampah adalah barang yang harus dibuang jauh-jauh, namun bagi orang-orang tertentu sampah ini menjadi berkat.

Katakanlah, seorang petani di Wonosobo mau membeli kotoran hewan dalam jumlah banyak untuk membuat tanah pertaniannya menjadi subur. Beberapa dari kita mungkin akan jijik jika membayangkan yang namanya kotoran ayam, apalagi kotoran manusia. Membayangkan saja bisa mual, apalagi memanfaatkannya.

Faktanya, kotoran, kompos atau apapun itu pada akhirnya diserap oleh tanaman sayuran dan menjadikan tanaman itu subur, lalu tanaman itu dipanen, dan dibeli oleh anda di supermarket, pasar, atau pedagang keliling. Sayur itu kemudian dimasak, dan anda makan. Sebagian dari sayur yang tidak dapat dicerna itu dibuang kembali, namun sebagian darinya diserap oleh tubuh, membantu pembentukan darah, tulang dan akhirnya menjadi bagian yang permanen dari tubuh anda.

Tidak hanya sampah, air juga demikian. Kita semua tahu bahwa air di bumi ini hanyalah sirkulasi dan kita menjadi pengguna yang ke-sekian. Cintailah sampah di sekitar anda, karena kita tidak tahu mungkin suatu saat apa yang ada di sekitar anda itu menjadi bagian dari diri anda.

Sampah, kau saudaraku!

1 komentar:

vinda mengatakan...

Salam kenal..

Apakah saya bs minta info no tlp Romo Trismadi.
Terimakasih.

Salam

Posting Komentar