Minggu, 04 Oktober 2020

Sebuah Usulan Solusi Padamnya Api Abadi Mrapen

Beberapa hari terakhir muncul pemberitaan di media massa yang menyatakan bahwa api abadi di Mrapen padam sudah lebih dari seminggu. Dalam benak saya, saya membayangkan kejadian imajiner seperti ini.

"Wah, kok genine mati. Ono korek ra?" kata salah seorang petugas.

Dengan berbekal korek, petugas berupaya untuk menyalakan kembali api abadi itu, namun apa daya bahan bakarnya telah habis. Tidak ada bau gas sama sekali!

Sumber: Detik

Dalam pikiran saya, api abadi Mrapen tidak seabadi itu. Konon, kalau iseng, kalau pas apinya kecil, ditiup juga mati, lalu bisa dinyalakan lagi dengan korek. Ini dari salah satu klaim cerita teman saya yang sekitar 17 tahun lalu pernah mematikan api abadi Mrapen tersebuh sehabis kunjungan dinas ke Pemda Grobogan. Menurut yang disampaikan ke saya saat itu, dia iseng meniup. Eh, malah mati. Panik! Untung bisa dinyalain kembali dengan korek, entah korek siapa.

Sayangnya, kejadian kali ini adalah matinya terlalu lama, berhari-hari, sehingga akan menjadi sulit untuk ditutup-tutupi. Dan, meledaklah pemberitaan di media. Mungkin juga kejadian padamnya api abadi tersebut sering terjadi, hanya saja tidak ada yang berani membicarakan di medsos. Dan sudah mulai muncul artikel-artikel membahas hal gaib mengenai "pertanda".

Berhubung saya orang Teknik, saya gak mau membahas hal gaib tersebut, tetapi tergelitik untuk mencoba membuat simulasi "api abadi". Asumsi yang akan saya gunakan adalah dengan menggunakan bahan bakar LPG dengan tabel konversi sebagai berikut.

Sumber: elgas.com.au

Nah, tinggal kita sepakati, kita mau menggunakan kompor dengan ukuran seberapa. Saya sekali lagi menggunakan asumsi bahwa kita akan menyalakan "api abadi" dengan tungku, dengan seukuran kompor standar dengan kemampuan panas 14.000 BTU/jam. Dengan konsumsi tersebut, maka tungku akan memerlukan bahan bakar sebanyak 14.000 ÷ 46.452 ≈ 0,3 kg per jam.

Sumber: Youtube

Jika Pertamina setuju untuk menjadi sponsor api abadi, maka tangki LPG dengan muatan 15.000kg akan mampu untuk memberikan nyala api selama 15.000 ÷ 0,3 = 50.000 jam atau setara dengan 2.083,33 hari atau 5,7 tahun. Sumbangan satu tangki elpiji untuk setiap 5 tahun seharusnya angka yang kecil untuk Pertamina. Kalau mau pakai APBD Provinsi Jateng, beli 1 tangki menggunakan kode rekening 5.1.02.01.01.006 Belanja Bahan Bakar Minyak/Gas (sumber: Permendagri 90/2019), baru isi ulang di periode Gubernur berikutnya.

Bagaimana dengan yang sudah terlanjur menganggap bahwa api abadi Mrapen ini adalah api yang sakral? Ya tinggal tanya ke masyarakat atau organisasi yang mungkin saat ini masih menyalakan obor atau suluh dengan sumber api dari Mrapen tersebut, kalau masih nyala tinggal perbaiki lokasi api abadi tersebut, buat instalasi gas, libatkan PGN dan Pertamina. Setelah itu apinya di-copy paste ke Mrapen. Atau kalau tidak ada, ya cari sumber api alami, misal ambil dari bara batu kawah gunung mana, atau mengambil sumber api alami dari petir, mumpung masih musim layang-layang. Bikin upacara khusus agar nampak elegan, namun jangan lupa cuci tangan, jaga jarak, dan pakai masker.

Alternatif bahan bakar lainnya adalah menggunakan gas terbarukan yang diolah dari toilet umum pengunjung Api Abadi Mrapen. Tetapi saya tidak mau membahas lebih lanjut dan berandai-andai, karena saya belum menemukan hitung-hitungan energinya dan belum bisa mensimulasikan berapa orang yang harus buang hajat per hari agar api tetap abadi.

Kalau itu masih tidak berhasil, misal BUMN gak mau bantu, saya masih ada kompor gas di gudang yang masih bagus, ada 1 tabung elpiji 12 kg yang nganggur. Bisa kontak japri ke saya, nanti saya pinjami. Pengelola tinggal modal sedikit beli selang dan regulator, karena saya tidak memiliki stock regulator elpiji yang nganggur. Oh ya, untuk menyalakan, nanti saya kasih korek, tidak usah dikembalikan. Sudah menjadi kodrat gaib, korek, sekali dipinjam juga gak akan pernah kembali.

2 komentar:

Buku Angkatan Terbaik 2001 mengatakan...

Terima jasa pembuatan Buku Angkatan, proses cepat tidak lama bertahun-tahun

Unknown mengatakan...

Lanjut Mas wahyu. ..Apek iki

Posting Komentar