Jumat, 08 September 2006

Menanyakan Relativitas Waktu

Alber Einstein menemukan teori relativitas waktu untuk benda-benda yang bergerak dengan kecepatan berbeda memiliki perbedaan waktu.

Kalau seorang astronot pergi naik pesawat ruang angkasa yang mencapai kecepatan 0.999 kali kecepatan cahaya maka 10 bulan bagi sang astronot sama dengan 18 tahun bagi manusia dibumi. Kalau waktu berangkat istri sang astronot baru melahirkan anak perempuan, maka setelah sang astronot pulang dari perjalanannya selama 10 bulan, ia dapati anak perempuannya telah menjadi gadis remaja umur 18 tahun.


Namun yang menjadi pemikiran saya bukanlah waktu yang semacam itu, namun waktu yang bersifat psikologis. Ada yang mengatakan waktu itu begitu cepat sehingga tidak terasa umurnya sudah 55 tahun, ada yang mengatakan begitu lambat karena menunggu sesuatu yang tidak kunjung datang.

Konon Einstein ketika ditanya mengenai relativitas waktu pernah menyatakan:

"When you sit with a pretty girl for an hour it seems like a minute, but when you are on a hot stove, a minute seems like an hour. That's relativity."

Ketika Anda duduk berduaan dengan gadis cantik, waktu sejam akan terasa semenit, tetapi bila Anda duduk di atas kompor panas maka semenit akan terasa sejam lamanya. Itulah relativitas.

Einstein rupanya sadar adanya perbedaan antara waktu fisik dengan waktu psikologis di balik ucapannya yang terkenal itu. Berandai-andai saja: apa yang akan terjadi dan rasakan bila kita berdua bersama gadis cantik, tetapi bersama-sama duduk di atas kompor yang membara?

Believe or not, believe ya monggo, not ya monggo, setiap detik yang kita miliki sangatlah berharga sehingga saya dan anda bisa memanfaatkan setiap waktu dalam hidup kita menjadi lebih optimal.
Source:
http://www.sahabatsurgawi.net/alkitab_ip/alkitab_ip_waktu.html
http://esaiei.blogspot.com/2006/01/mengapa-waktu-cepat-sekali-berlalu.html

20 komentar:

Koteka mengatakan...

Duh yang lagi liburan ... (Sampeyan kapan balik kampung halaman ..) waktu cepat berlalu ya apalagi ama ce cantik ...

kunderemp mengatakan...

Makasih untuk menambahkan kata "konon". Karena ucapan itu tidak jelas apakah berasal dari Einstein. Di Australia sendiri sempat ada seminar khusus tentang Einstein, apakah ia layak dihargai karena kemampuannya atau ia hanya seorang selebriti.

kunderemp mengatakan...

"Berandai-andai saja: apa yang akan terjadi dan rasakan bila kita berdua bersama gadis cantik, tetapi bersama-sama duduk di atas kompor yang membara?"

Pemikiran yang menarik.
Tampaknya yang terjadi adalah, tempat duduk kalian akan pindah sehingga, aturan "duduk berdua bersama gadis cantik" yang digunakan, bukan "duduk di atas kompor yang membara".

Kecuali kalau diikat di kompornya pakai tali tahan panas. :evil:

away mengatakan...

iya bener juga tuh. Aku juga mengalaminya, ketika bersama dia waktu cepet banget. Tapi ketika lagi belajar waktu terasa lama

Kukuh TW mengatakan...

Bagaimana ya cara membuktikan teori relativitas einstein mengenai dilatasi waktu ? Bagaimana einstein bisa memikirkan dan menemukan teori tersebut ketika hampir tidak ada seorangpun sebelum einstein yang memikirkan hal aneh ini. Bagaimana Einstein bisa tahu kalau seseorang yang berada dalam kecepatan cahaya, waktu yang dialami orang tersebut dan waktu bagi pengamat akan berbeda ? Einstein juga bilang bahwa kecepatan cahaya itu 3x10 pangkat delapan dan tidak ada materi yang bisa berlari melebihi kecepatan cahaya. Bagaimana Einstein bisa tahu hal ini ?

kunderemp mengatakan...

Sebenarnya Einstein tidak berpikir secara out-of-nowhere. Sebelum Einstein, ada James Maxwell (teori elektromagnetik dan penemu kecepatan cahaya) dan Hendrik Antoon Lorentz (pencipta time dilatasi sesungguhnya) dan tentu saja percobaan Michelson dan Morey yang gagal. Petunjuk-petunjuknya sudah ada namun tidak ada yang berani mengambil kesimpulan mengejutkan. Einstein lah yang pertama kali berani.

Itulah sebabnya seperti yang saya katakan di atas, mahasiswa-mahasiswa Australia pernah membuat seminar 100 tahun Einstein yang intinya, apakah Einstein patut dipuja karena ilmiahnya atau selama ini ia hanyalah sekedar seorang selebriti (karena sikap pasifismenya misalnya).

Apakah kecepatan cahaya adalah kecepatan tertinggi adalah kesimpulan oleh James Maxwell yang kemudian dijadikan postulat. Postulat itu sendiri sebenarnya adalah hipotesis yang tidak disinggung selama pengembangan teori relativitas, dianggap benar alias taken-for-granted. Dengan kata lain, teori relativitas dikembangkan secara matematis, bukan melalui eksperimen (berlawanan dengan Galileo Galilei).

Salah satu cara mengembangkan teori adalah dengan implikasi

jika a maka b ( a -> b )

Bila seseorang bisa membuktikan pernyataan tersebut, maka teori tersebut bisa diterima karena memenuhi syarat bisa diamati dan bila ada kesalahan, kesalahannya bisa segera diketahui dengan pengamatan hasil kesimpulan.

Bila ternyata ada benda di realitas ini yang bisa melebihi kecepatan cahaya, berarti keseluruhan teori relativitas hancur dan teori baru harus direka. Bila kesimpulan teori relativitas gagal, maka ada dua kemungkinan, hipotesis yang digunakan (postulat-postulatnya) salah atau teori itu sendiri mempunyai kesalahan.

Teori relativitas baik umum maupun khusus mempunyai beberapa kesimpulan dan prediksi sehingga bisa diamati. Teori relativitas umum memprediksi cahaya akan dibelokkan oleh gravitasi dan itu dibuktikan oleh Arthur Eddington.

Sementara teori relativitas khusus memprediksi dilatasi waktu dan kontraksi panjang. Itu dibuktikan dengan tertangkapnya partikel yang selama ini berusia sangat pendek. Dengan adanya dilatasi waktu, saat dipercepat, partikel berusia sangat pendek tersebut menjadi berumur lebih panjang menurut pengamat diam.


me,
Kunderemp Ratnawati Hardjito a.k.a
Narpati Wisjnu Ari Pradana
bukan orang Fisika

firman firdaus mengatakan...

setau saya sih, einstein memang memiliki selera humor yang cerdas.

kunderemp mengatakan...

yup.. dia dikenal dengan selera humor, anti-perang/pasifisme (dan ironisnya mengirim surat mendesak pembuatan bom atom), dan bahkan pemain musik yang ahli. Konon dia juga seorang playboy lho.. :p

Wahyu mengatakan...

Pak Einstein mantap sekali. Memang yang dicari ya orang serdas yang juga punye selera humor yang cerdas :)

yulis mengatakan...

saya ibu RT dengan 2 anak , saya terkesan saat menulusuri dan membaca riwayat dan kelebihan yang anda miliki, walau ada narkolepsi yang menggayuti anda, proficiat ya.....

Wahyu mengatakan...

Wija"Narko"isme? Kok narkolepsi? Padahal siang hari saya nggak tidur lho mbak :)

ion mengatakan...

Terus sekarang tokoh di era abad 21 itu sapa ya?
udah ada buku yang mengenalkan mereka untuk sebuah sejarah baru gak? adakah teori2 baru yang muncul di abad 21 atau abad 21 hanya menjalankan teori2 lama tanpa mencari teori baru. karena aku belum pernah ada postulat baru yang aku kenal saat ini (atau emang aku GAPTEK ya?, tapi teman2ku juga tuch) buktinya buku2 pelajaran anak sekolah masih seperti dahulu isinya.

Aries mengatakan...

memang telah saya alami sendiri dari teori reativitas. Bayangkan saja bahwa manusia hidup bakalnya akan mati. Dan akhirnya akan dikumpulkan atau dibangkitkan kembali dari alam kubur. kalo begitu bagaimana orang yang hidupnya lebih dahulu dari kita dan meninggal lebih dulu juga. Apakah adil bagi mereka yang dahulu. saya kira juga mereka akan mengalami relativitas waktu. ketika mereka dibangunkan dari alam kubur aakn serasa sekejap mereka tidur dialam barzah.

mam's mengatakan...

yah...yang namanya relatifkan kalo di bandigin. coba aja kalo anda ga mbanding-mbandingin pasti ya waktu tetap akan jadi sebuah ?
Klo aku sih cukup simpel nyari analognya : ketika kita naik mobil merci trus liat pemandangan yang dikanan kiri... maka kita tau bahwa kita bergerak kan???
qta bergerakkan karena kita berpindah posisi terhadap sesuatu. Itu yang relatif; skarang qta bayangin kalo qta tidakpunya sesuatu buat titik acuan. Apakah merci kita masih inamakan bergerak???
Saya rasa itu analoginya sama deh dengan relatifitas waktu.
Masalahnya bukan lagi perbedaan antara waktu fisik dan waktu psikologis, tapi apa yang menjadi pembandingnya.
Smoga qta termasuk orang yang slalu bertanya... ya ngga..He..he..

mam's mengatakan...

Klo ngomong-ngomong soal relatif mas... Ga akan ada abisny selama yang lain masih bisa dibandigin. Coba aja waktu hidup kita jika dibandingin ma hidup nyamuk ato yang laen... pastilah amat panjang. Namun yang pasti hanya _Dialah yang tau secara pasti. Waktu yang digunakan sebagai parameterato pembanding.

Gandhi mengatakan...

boleh juga tuk komentnya !!
tapi butuh di ingat loch, sebanarnya tuch Einstein ga pernah ngomong relativitas yang mengarah kepada relativitas secara psikologi ataupun relativitas filosofis secara umum.

artinya: pemikiran einstein pada jaman itu tuch cuma mengarah kepada relativitas ruang dan waktu..memang sich boleh orang menafsirkan macam2 tentang relativitas yang dia rumuskan..!! ya. itung2 tuk mengkritisi pemikiran kita sebagai pribadi yang mau berkembang..

sorry, komentarnya seperti menggurui. tapi gw sendiri ga ada maksud tuk kesana loch..

without a prescription mengatakan...

Very good webpage you have here, and best greetings to all your visitors

unknown mengatakan...

mmm...pantesan ya bintang-bintang selebritis gitu pada awet muda..mereka kan trus2an kerja pagi ampe malem..coba dah ente2 smua bayangin klo dalam satu hari kita kerja terus ga ada abisnya pasti waktu kerasa lamaaa baget!ya ga sih...,,munkin ntu sbabnya mereka ga cepet tua..karena butuh waktu yang lama bgi mereka tuk mncapai usia 50 dst...

davaind directory mengatakan...

http://blogs.cce.cornell.edu/davaind

andy53nd mengatakan...

yeah , setiap detik kita jadi sangad berharga.........

Posting Komentar