Senin, 23 Oktober 2006
Jumat, 13 Oktober 2006
Menjenguk Orang Sakit
Mungkin kebanyakan orang setidaknya pernah mengunjungi orang sakit, baik itu kerabat, teman, maupun kenalan. Beberapa waktu yang lalu saya mengunjungi saudara yang sakit yang kebetulan baru masuk dan berada di UGD (Unit Gawat Darurat) Sebuah rumah sakit di Yogyakarta. Ketika yang bersangkutan dibawa masuk ke UGD, keadaan tenang-tenang saja, namun begitu diperiksa dokter dan dokter mengatakan penyakitnya, pasien menjadi teriak-teriak tidak karuan. Saya nggak tahu, yang salah pasiennya atau dokternya?
Di waktu yang lain, waktu saya ikut kebaktian di gereja, pendeta yang saat itu sedang berkotbah bercerita kalau pernah menjenguk anggota jemaat yang sakit kanker. Salah satu jemaat yang juga ikut dalam rombongan malah berkata kalau penyakit tersebut sangat susah dicari obatnya dan banyak yang meninggal. Waduh, saya nggak bisa membayangkan gimana ya komentar pasiennya? :o
Menjenguk orang sakit tentu saja ada sopan santunnya, karena yang dijenguk bukan si pasien saja, tapi mungkin juga keluarga yang sedang menunggu dan merawat pasien.
Ada beberapa tips yang saya peroleh dari internet yang mungkintidak berguna bagi rekan-rekan yang ingin mengunjungi orang sakit:
Di waktu yang lain, waktu saya ikut kebaktian di gereja, pendeta yang saat itu sedang berkotbah bercerita kalau pernah menjenguk anggota jemaat yang sakit kanker. Salah satu jemaat yang juga ikut dalam rombongan malah berkata kalau penyakit tersebut sangat susah dicari obatnya dan banyak yang meninggal. Waduh, saya nggak bisa membayangkan gimana ya komentar pasiennya? :o
Menjenguk orang sakit tentu saja ada sopan santunnya, karena yang dijenguk bukan si pasien saja, tapi mungkin juga keluarga yang sedang menunggu dan merawat pasien.
Ada beberapa tips yang saya peroleh dari internet yang mungkin
Kamis, 05 Oktober 2006
The Power of Thinking Without Thinking
Bagaimana kita bisa membaca pikiran seseorang dari apa yang tampak di wajahnya? Bagaimana kita bisa mengetahui masa depan atau mungkin keretakan rumah tangga dari 3 menit pertama dari diskusi debat yang dilakukan oleh pasangan suami istri? Bagaimana kita bisa mengetahui sifat seseorang dari apa yang tampak di kamarnya? Bagaimana kita bisa mengetahui kualitas seorang musisi dari 3 detik pertama musiknya? Bagaimana kita bisa mendiagnosa seseorang terkena serangan jantung atau tidak dengan sedikit data signifikan?
Selasa, 03 Oktober 2006
Mbah Maridjan Effect - Rejeki Dari Lelaki Pemberani
Mungkin saya dan Anda semua yang di Indonesia dan punya kesempatan nonton siaran TV Indonesia, sering atau minimal pernah lihat iklan obat kuat Kuku Bima dari Sido Muncul, yang konon bisa bikin lelaki biasa menjadi lebih greng, yang dibintangi oleh Mbah Maridjan dan Chris John.
Siapa sangka kalau divisi promosi dan Sido Muncul berani untuk tampil beda dengan menampilkan tokoh Mbah Maridjan yang menurut saya cukup kontroversial. Bagaimana bisa seorang produser dan sutradara bisa melihat thin slicing (Baca "Blink" karya Malcolm Gladwell) untuk membuat korelasi antara lelaki pemberani dan Mbah Maridjan?
Mbah Maridjan ternyata memiliki branding sendiri di dalam pendefinisian arti lelaki pemberani. Ternyata lelaki pemberani tidak harus disejajarkan dengan kesan orang yang kekar dan kuat, seperti digambarkan sebagai orang yang berdada bidang dan perut six pack? Dalam segmen yang berbeda, Mbah Maridjan yang mungkin kalau dibilang sudah berumur, dan dalam usia yang demikian, dia mampu menembus tingkat impian lelaki sejati, yaitu menjadi lelaki pemberani, menjadi seorang hero.
Unik, menggelitik, namun berani inilah yang mungkin memiliki korelasi yang cukup kuat yang menancap di benak konsumen. Dan hasilnya? Penjualan Kuku Bima meningkat!
Siapa sangka kalau divisi promosi dan Sido Muncul berani untuk tampil beda dengan menampilkan tokoh Mbah Maridjan yang menurut saya cukup kontroversial. Bagaimana bisa seorang produser dan sutradara bisa melihat thin slicing (Baca "Blink" karya Malcolm Gladwell) untuk membuat korelasi antara lelaki pemberani dan Mbah Maridjan?
Mbah Maridjan ternyata memiliki branding sendiri di dalam pendefinisian arti lelaki pemberani. Ternyata lelaki pemberani tidak harus disejajarkan dengan kesan orang yang kekar dan kuat, seperti digambarkan sebagai orang yang berdada bidang dan perut six pack? Dalam segmen yang berbeda, Mbah Maridjan yang mungkin kalau dibilang sudah berumur, dan dalam usia yang demikian, dia mampu menembus tingkat impian lelaki sejati, yaitu menjadi lelaki pemberani, menjadi seorang hero.
Unik, menggelitik, namun berani inilah yang mungkin memiliki korelasi yang cukup kuat yang menancap di benak konsumen. Dan hasilnya? Penjualan Kuku Bima meningkat!