Jumat, 28 Maret 2025

Guru Bukan Lagi Pengawas, Tapi Pelatih Kritis di Era AI

Di era digital ini, penggunaan AI seperti ChatGPT oleh siswa untuk menyelesaikan tugas sudah bukan hal asing lagi. Mulai dari membuat esai, meringkas buku, hingga menulis makalah, semua bisa dilakukan dalam hitungan detik. Sebagai tenaga pendidik atau orang tua, reaksi spontan kita biasanya adalah: "Bagaimana cara mendeteksi ini? Jangan-jangan ini bukan hasil kerja mereka sendiri."

Namun, deteksi demi deteksi ternyata bukan solusi jangka panjang. Alat deteksi AI tidak akurat, bahkan bisa merugikan siswa yang menulis sendiri tugasnya. OpenAI sendiri sudah menarik alat deteksi buatan mereka karena dianggap tidak efektif.

Jadi, apa yang bisa kita lakukan? Jawabannya: beradaptasi dan naik level!

Kita sudah punya contoh dari masa lalu. Ketika kalkulator diperkenalkan, kita tidak menghentikan pelajaran matematika. Sebaliknya, kita justru memperdalam konsep, menerapkan logika, dan menyelesaikan masalah nyata. Karena kalkulasi dasar sudah bisa dilakukan mesin, maka peran manusia jadi lebih tinggi nilainya.

Dengan AI, kita bisa lakukan hal serupa. Bayangkan jika siswa diminta menggunakan AI untuk membuat esai di rumah. Tapi di kelas, mereka ditantang untuk mengkritisi hasil AI itu, memperbaikinya, atau bahkan menulis argumen tandingannya. Tugas tidak lagi berfokus pada produk akhir, tapi pada proses berpikir. Di sinilah nilai tambah manusia, yaitu intuisi, empati, sudut pandang, dan pemahaman konteks, menjadi kunci dalam proses pembelajaran.

Guru pun bergeser peran. Dari pemberi tugas, menjadi fasilitator diskusi. Dari penilai hasil akhir, menjadi pembimbing dalam proses berpikir.

Alih-alih bermain detektif, mari kita mulai membekali siswa dengan pertanyaan-pertanyaan reflektif:

  • “Kenapa kamu memilih sudut pandang ini?”
  • “Apa yang bisa kamu ubah dari jawaban yang dibantu AI ini?”
  • “Apa konsekuensi dari argumen yang kamu bangun?”

AI bisa membantu menyusun kalimat. Tapi makna dan nilai dari kalimat itu tetap tanggung jawab manusia. Sudah saatnya pendidikan tidak lagi curiga, tapi justru bersahabat dengan teknologi. Dengan mengubah cara kita memandang AI dalam pendidikan, kita tidak hanya menghindari jebakan sebagai "polisi tugas," tetapi juga menyiapkan siswa menghadapi masa depan yang sesungguhnya: masa depan di mana AI adalah bagian dari keseharian kerja dan hidup mereka.

Saatnya kita berhenti bermain "whack-a-mole" dengan teknologi. Mari kita mendidik dengan bijak, bukan mencurigai tanpa henti.

Kamis, 12 Desember 2024

Cara Mengelola Proses di Linux SSH Tanpa Kehilangan Koneksi

Dalam dunia administrasi server, pengelolaan proses di Linux menjadi salah satu keterampilan penting yang harus dikuasai. Seringkali, administrator mengakses server menggunakan SSH untuk menjalankan proses panjang seperti backup data, pemrosesan file besar, atau menjalankan aplikasi. Namun, jika koneksi SSH terputus, proses yang sedang berjalan bisa berhenti, menyebabkan kehilangan waktu dan tenaga.

Ketika bekerja di server, proses yang berjalan di background sangat penting. Misalnya, menjalankan skrip untuk analisis data atau melakukan migrasi database memerlukan waktu lama. Jika sesi SSH terputus secara tiba-tiba, proses tersebut akan dihentikan, menyebabkan gangguan besar, terutama pada server produksi. Manajemen proses yang baik memastikan bahwa tugas tetap berjalan meskipun ada gangguan pada koneksi.

Jika Anda sudah menjalankan proses di SSH tanpa memulai sesi `screen` atau `tmux`, Anda masih bisa menyelamatkan proses tersebut dengan langkah berikut:

  1. Jika proses sudah terlanjur berjalan, tekan `Ctrl + Z` untuk menghentikannya sementara. Ini akan mengembalikan Anda ke shell.
  2. Pindahkan proses ke background dengan perintah:
    # bg
  3. Agar proses tetap berjalan meskipun keluar dari sesi SSH, gunakan perintah:
    # disown   

Untuk selanjutnya, alat seperti `screen` atau `tmux` dapat digunakan. Kedua alat ini memungkinkan Anda membuat sesi terminal yang dapat dilepaskan dan disambungkan kembali kapan saja.

1. Menggunakan `screen`

  • Instal `screen` (jika belum terinstal):
    # sudo apt install screen
  • Mulai sesi baru:
    # screen
  • Jalankan perintah di dalam sesi `screen`.
  • Untuk melepaskan sesi, tekan `Ctrl + A, D`.
  • Untuk menyambungkan kembali sesi, gunakan:
    # screen -r

2. Menggunakan `tmux`

  • Instal `tmux`:
    # sudo apt install tmux
  • Mulai sesi baru:
    # tmux
  • Lepaskan sesi dengan `Ctrl + B, D`.
  • Sambungkan kembali dengan:
    # tmux attach

Jika Anda lupa menjalankan proses di dalam `screen` atau `tmux`, Anda dapat menggunakan `reptyr` untuk menghubungkan kembali proses ke sesi baru.

Instal `reptyr`

  1. Di Ubuntu/Debian:
    # sudo apt update
    # sudo apt install reptyr
  2. Di CentOS/RHEL:
    # sudo yum install epel-release
    # sudo yum install reptyr

Langkah Menghubungkan Proses:

  1. Temukan PID (Process ID) dari proses yang berjalan:
    # ps -ef | grep <nama_proses>
  2. Jalankan `screen` atau `tmux`, lalu gunakan `reptyr` untuk menghubungkan proses:
    # reptyr <PID>

Catatan:

Jika proses tidak dapat dihubungkan karena batasan kernel, ubah pengaturan `ptrace_scope` sementara:

# echo 0 | sudo tee /proc/sys/kernel/yama/ptrace_scope

Untuk menghindari masalah serupa, salah satunya bisa menggunakan `nohup` untuk menjalankan perintah tanpa gangguan, jalankan perintah dengan `nohup` agar tetap berjalan meskipun sesi SSH terputus:

# nohup <command> &

Selasa, 17 Oktober 2023

Asupan Nutrisi yang Tepat untuk Programmer: Belajar dari Nutrisi Pecatur

Programmer memiliki tantangan keseharian yang mirip dengan pecatur grandmaster. Sama seperti pemain catur, mereka membutuhkan konsentrasi tinggi, stamina mental, dan ketahanan terhadap stres selama berjam-jam. Oleh karena itu, penting bagi programmer untuk memperhatikan asupan nutrisi mereka agar dapat memberikan performa terbaik. Penelitian yang dilakukan oleh Roberto H. Baglione mengenai nutrisi para pecatur bisa memberikan kita wawasan tentang bagaimana pola makan yang tepat untuk seorang programmer.

Mengapa Nutrisi Penting bagi Programmer?

Sama seperti pemain catur, programmer menghadapi tekanan mental yang tinggi dan membutuhkan energi berkelanjutan untuk menjaga konsentrasi. Asupan nutrisi yang tepat dapat membantu meningkatkan konsentrasi, mempertahankan energi, dan mencegah kelelahan mental.

Berikut ini adalah pola makan yang dianjurkan berdasarkan penelitian Roberto H. Baglione:

1. Sarapan Adalah Kunci
66,7% pecatur grandmaster makan tiga kali sehari, tetapi 36,1% sering melewatkan sarapan. Sarapan sangat penting karena mempengaruhi konsentrasi dan performa mental di pagi hari. Programmer harus memastikan untuk selalu sarapan.

2. Makanan Sebelum Mulai Bekerja
Sebaiknya hindari makan berat atau makanan yang sulit dicerna sebelum mulai bekerja. Baglione menemukan bahwa sebagian besar pecatur menghindari makan berat sebelum pertandingan. Makan berat dapat membuat seseorang merasa mengantuk dan kurang fokus.

3. Makanan dan Minuman Selama Bekerja
Selama berjam-jam bekerja, penting untuk tetap terhidrasi dan mengonsumsi camilan yang mengandung energi. Pecatur sering memilih cokelat (80,5%), buah-buahan (14,6%), dan batang sereal (9,8%). Minuman seperti air, kopi, teh, dan jus buah juga dianjurkan.

4. Suplemen Nutrisi
Meskipun sekitar sepertiga pecatur melaporkan penggunaan suplemen diet, penting untuk berhati-hati. Suplemen harus dikonsumsi berdasarkan anjuran dokter atau ahli gizi dan pastikan tidak mengandung zat terlarang.

5. Aktivitas Fisik
Walaupun fokus utama adalah kesehatan mental, aktivitas fisik juga penting. 87,5% pecatur mengatakan mereka melakukan aktivitas fisik selain bermain catur. Aktivitas fisik dapat meningkatkan postur tubuh, mengurangi stres, dan meningkatkan kinerja kognitif. Programmer juga harus memastikan untuk memasukkan aktivitas fisik dalam rutinitas mereka.

6. Kebiasaan Merokok
Salah satu aspek lain yang patut dipertimbangkan dalam konteks kesehatan dan kinerja kognitif adalah penggunaan tembakau atau rokok. Nikotin yang terkandung dalam tembakau mengurangi kemampuan tubuh untuk memanfaatkan kalsium, yang dapat meningkatkan risiko osteoporosis. Selain itu, para perokok sering kali kekurangan vitamin tertentu. Sebagai contoh, mereka mungkin mengalami kekurangan vitamin (dan prekursor) seperti B1, B12, C, dan ß-karoten.

Dalam penelitian yang sama oleh Roberto H. Baglione, ditemukan bahwa 15,3% pecatur yang disurvei mengaku sebagai perokok. Meskipun angka ini mungkin lebih rendah dibandingkan dengan prevalensi merokok di populasi umum di beberapa negara, tetap penting untuk mencatat bahwa sejumlah pecatur memiliki kebiasaan merokok yang dapat mempengaruhi kesehatan dan performa mereka.

Baik bagi pecatur maupun programmer, menghindari rokok dapat memberikan manfaat ganda. Tidak hanya meningkatkan kesehatan fisik, menghindari rokok juga dapat membantu mempertahankan asupan nutrisi yang optimal untuk mendukung kinerja mental dan kognitif. Bagi mereka yang sudah memiliki kebiasaan merokok, mendapatkan dukungan untuk berhenti bisa menjadi langkah penting untuk meningkatkan kualitas hidup dan performa kerja.

Kesimpulan
Ketahanan mental dan fisik adalah kunci sukses bagi programmer dan pecatur. Dengan merujuk pada penelitian tentang nutrisi pecatur, programmer dapat mendapatkan wawasan tentang bagaimana menjaga stamina dan konsentrasi mereka dengan pola makan yang tepat.

Rujukan: Roberto H. Baglione, "Nutritional Practices of Chess Grandmasters".