Setelah sehari berada di Kuala Lumpur, pagi-pagi benar tanggal 21 Mei 2013 kami berangkat dari Corus Hotel menuju KLIA untuk melanjutkan perjalanan kami ke destinasi berikutnya, yaitu Hong Kong. Pagi itu kami naik pesawat Malaysia Airlines Airbus A-380 dengan nomor penerbangan MH-72 dengan rute Kuala Lumpur (KUL) - Hong Kong (HKG). Salah satu alasan kami naik pesawat ini adalah pada hari itu mereka sedang memberikan promo dan harganya jauh lebih murah dari maskapai low cost Air Asia pada hari yang sama.
Tentu saja masuk terminal KLIA lain rasanya dibanding dengan masuk LCCT, karena fasilitasnya lebih mewah. Karena datang pagi, kami menyempatkan diri untuk berkeliling melihat suasana area terminal ini.
Baru kali ini kami kami naik pesawat segede ini. Mungkin bagi rekan-rekan yang sudah sering bepergian ke luar negeri, ini adalah hal yang biasa, namun bagi kami ini rasanya wah dan mengherankan. Pesawat ini ditenagai dengan 4 buah mesin segede kontainer untuk dapat mengangkasa. Saya pernah melihat di Discovery Channel, ketika mesin sejenis ini dinyalakan dengan tenaga hampir penuh pada jenis rivalnya, yaitu Boeing 747-400, mobil yang lewat di belakangnya langsung terbang seperti kapas ditiup.
Kami berada di kabin kelas ekonomi dengan konfigurasi tempat duduk 3-4-3. Dengan sedikit tambahan biaya, kami sudah memesan tempat duduk sebelumnya, karena jika mengambil tempat duduk saat check-in bisa-bisa memperoleh tempat duduk yang terpisah.
Sajian makanan untuk maskapai full service memang lengkap, mulai dari makan besar, snack, es krim. Penerbangan selama 3,5 jam ini adalah perjalanan yang menyenangkan dan cukup mengenyangkan.
Dan, sebelum mendarat, kami ditawari segelas bir, Mungkin maksud dari pramugarinya untuk menenangkan pasien setelah perjalanan 3 jam ya?
Tiba di Hong Kong, kami langsung melakukan proses imigrasi. Di Imigrasi Hong Kong, passport kita tidak akan dicap, namun diberi kertas kecil yang dicetak yang menunjukkan waktu kedatangan kita dan batas waktu untuk tinggal. Mungkin bagi para pelancong pengoleksi cap, ketiadaan cap ini cukup membuat bersedih, namun bagi orang yang setiap hari melintasi Macau atau Shenzhen untuk bekerja di Hong Kong, cap ini cukup mengganggu karena cepat sekali penuh, sehingga otoritas di Hong Kong memutuskan untuk tidak memberikan cap pada passport. Jika ingin agar cetakan kecil dari petugas imigrasi tetap berada di passport untuk kenang-kenangan, saya sarankan untuk ditempel dengan menggunakan selotip bolak-balik.
Kami menginap di Hotel Ibis North Point untuk 4 hari ke depan. Karena terminal bus North Point berada tepat di depan hotel, kami naik bus menuju ke hotel sambil melihat pemandangan Hong Kong di siang hari. Biaya naik bus ini dari bandara ke North Point adalah HKD 40 per penumpang.
Tulisan ini merupakan salah satu bagian dari seri dari perjalanan saya dan keluarga dengan rute Yogyakarta – Kuala Lumpur – Hongkong – Shenzhen – Macau – Singapura – Yogyakarta pada tanggal 20 – 28 Mei 2013.
0 komentar:
Posting Komentar