Jumat, 01 Maret 2019

Cerita Hidup dan Jejak Digital


Setiap orang pasti memiliki cerita hidup masing-masing, dengan suasana yang pasang surut. Ada kalanya, seseorang waktu masih belia adalah seseorang yang bandel, namun sesudah menginjak usia dewasa menjadi orang yang penurut. Dan juga sebaliknya, waktu masih kecil mungkin adalah anak yang berprestasi, waktu sudah besar malah hidupnya menjadi tidak karuan.

Lalu apa bedanya generasi sebelum saya dan generasi sekarang? DI generasi saya, sejarah kenakalan maupun kebaikan itu mungkin ada dalam ingatan saja, dan akan diceritakan kembali ketika para pelaku mulai bertemu, misalnya dalam suatu acara reuni. Generasi sekarang? Sangan mungkin bahwa hal itu akan muncul menjadi jejak digital, yang tentu saja akan sulit untuk dihilangkan, karena distribusinya yang cepat dan masif. Orang munbkin bisa lupa, tetapi jejak digital tidak akan hilang begitu saja. Hilang dai Internet, tetapi masih ada di CD, hardisk, flash disk, smartphone banyak orang yang bisa saja tidak sengaja menyimpan data itu.

Lalu bagaimana menyikapi jejak digital itu? Pertama, harus berhati-hati dalam bersikap, karena banyak orang memiliki perangkat smartphone yang bisa digunakan untuk merekam kejadian-kejadian di sekitar mereka. Kalaupun kita yang menjadi perekam, harus hati-hati dalam memposting sesuatu di Internet. Ada hal yang perlu diposting, namun ada hal yang tidak perlu dibagikan untuk kebaikan bersama.

Contoh sederhana, misalnya ktia melihat seseorang duduk di angkutan umum, pada posisi yang tidak semestinya, misalnya orang yang secar fisik kuat, namun duduk di tempat untuk orang prioritas (lansia, hamil, menyusui, dll). Cukup "tap" di pundak, ditegur, tidak perlu "snap" dan membagikan di media sosial. Belum tentu kita tahu alasan orang itu duduk di situ, bisa karena orangnya tidak tahu, atau ada persoalan lain.

Bagi yang sudah terlanjur memiliki jejak digital yang acak adut? Nikmati saja, kalau perlu dikumpulkan dan ditandai sebagai momen dari waktu ke waktu dan dijadikan oengalaman hidup untuk dapat ditinjau ulang di masa sekarang untuk menuju masa depan yang lebih baik. Kalau di jaman dahulu kala, jejak diri kita di koran bisa digunting lalu ditempel dan dijadikan kliping.

Karena, di jaman sekarang, Internet bisa jadi lebih mengetahui diri kita daripada diri kita sendiri.

0 komentar:

Posting Komentar