Minggu, 03 April 2011

Peranan Orang Tua dalam Optimalisasi Manfaat Internet Bagi Siswa SD, SMP, dan SMA

Ketika sedang mengunjungi suatu daerah, saya melihat beberapa anak-anak SD sedang mengakses internet dari HP dan komputernya untuk sekedar bermain ataupun mencari informasi yang terkait di beberapa website. Ketika saya mencoba mencari tahu apa yang sedang mereka akses, terlihat bahwa anak-anak tersebut mengakses halaman Facebook. Ketika saya mencoba mencari tahu bagaimana mereka mendaftarkan Facebook, ternyata semuanya memalsukan tahun lahirnya, agar umurnya dianggap layak untuk dapat terdaftar di Facebook.

Alhasil, hal tersebut membuat saya tersengang. Bagaimana sebiah teknologi yang memang bisa diakses siapa saja bisa mengajarkan kepada anak-anak tersebut untuk belajar berbohong. Di sisi lain, ketika saya mencoba bertanya kepada orang tua mereka, orang tua itu tidak tahu, karena sebagian dari mereka adalah orang yang gagap teknologi. Mereka mampu untuk membelikan HP dan laptop untuk anak-anak mereka, tetapi sebagian besar tidak mengetahui cara menggunakan peralatan tersebut. Pada akhirnya, ketika anak-anak tersebut menggunakan peralatan HP dan laptop yang dibelikan tersebut untuk bermain di luar batas-batasnya, orang tua tidak bisa mengetahui apa yang sedang dilakukan oleh anak-anak mereka.

Orang tua sangat berperan penting dalam mendampingi anak-anak dalam mengakses layanan internet. Hal itu hampir sama dengan pendampingan orang tua ketika anak-anak menonton televisi. Teknologi filter internet yang canggih pun belum bisa menandingi filter orang tua dalam mendidik anak-anaknya memanfaatkan internet. Hal ini karena batasan dalam sistem tergantung dengan algoritma yang umum, dan jarang yang memasukkan kearifan lokal dalam filter tersebut. Mungkin beberapa website layak untuk diakses oleh orang Singapura, tetapi tidak patut untuk diakses orang Jawa. BEgitu pula sebaliknya.

Selain pendampingan secara penuh, orang tua setidaknya juga harus paham mengenai teknologi yang sedang dipegang dan digunakan oleh anak-anaknya, bukan sekedar punya uang, lalu membelikan anak-anak mereka gadget, yang akhirnya punya potensi untuk disalahgunakan.