Senin, 26 September 2011

Kebakaran di Bandara Wamena (WMX Airport)

Saya baru tiba di Wamena hari Minggu (25/9) kemarin sambil mendengar berita kurang baik mengenai kejadian pengeboman di Solo dan runtuhnya wahana di Ancol. Eh, pagi harinya (26/09) kabar yang tak kalah mengejutkan terdengar. Bandara Wamena (WMX) yang lokasinya kurang lebih 600 meter dari tempat tinggal saya di sini mengalami kebakaran. Kebakaran terjadi di terminal keberangkatan dan kedatangan untuk penumpang umum.

Kebakaran Bandara Wamena (WMX Airport)

Akhirnya, petugas menggunakan tenda darurat untuk ruang check-in dan waiting room di area KP3 Bandara Wamena.

"Waiting Room" Bandara Wamena

Kamis, 15 September 2011

Saya Tidak Mendaftar E-Statement Tagihan Kartu Kredit

Saya menggunakan kartu kredit terutama untuk keperluan transaksi pembelian online, sehingga biasanya saya langsung membayarkan tagihan sesuai pembelanjaan saya beberapa waktu sesudah saya melakukan transaksi. Selain itu, saya memanfaatkannya untuk membayar tagihan bulanan agar lebih praktis (listrik, telepon).

Sebagai nasabah, saya hanya mau menggunakan kartu kredit yang transaksi dan saldonya bisa saya cek melalui internet, sehingga saya bisa tahu setiap saat tanpa perlu menghabiskan biaya telepon ke customer service bank. Nah, di website salah satu provider tersebut, saya ditawari untuk mengganti informasi tagihan bulanan yang dikirim ke rumah menjadi e-statement yang dikirimkan melalui email saya, untuk menjaga lingkungan. Dan saya tidak mendaftarkan e-statement!

Pertama, saya bisa mengecek transaksi kartu kredit di website bank penerbit, dan itu sudah saya anggap sebagai e-statement.

Kedua, karena saya tidak memiliki transaksi yang harus 'dirahasiakan', saya lebih memilih orang yang ada di rumah bisa membaca rincian tagihan-tagihan saya. Hal ini untuk mencegah orang rumah tidak tahu kalau ada tagihan ketika saya sedang memiliki ketidakmampuan untuk mengecek dan membayar tagihan tersebut. Misalnya, saya sedang berada di pedalaman Papua, atau (yang tidak diinginian) sedang dalam keadaan sakit maupun meninggal dunia. Kalau sampai orang rumah berbulan-bulan tidak tahu ada tagihan akan sangat repot sekali dengan bunga-bunga hutang atas transaksi-transaksi tersebut. Meskipun tagihan etrsebut diasuransikan, biasanya bank tidak mau menanggung asuransi terhadap transaksi yang masih berjalan (misal autodebet) setelah kejadian.

Ketiga, sebagai orang IT, entah kenapa saya bisa mengatakan bahwa paper is better. Saya lebih nyaman membaca buku kertas daripada e-book, meskipun sudah menggunakan tablet PC. Saya lebih nyaman membaca surat tagihan daripada PDF attachment di email. Bahkan, untuk kesenangan saya ini, saya rela mencetak e-book yang menurut saya menarik, lalu menjilidnya.

Bagaimana dengan lingkungan? Ya, karena saya kurang bisa menghemat bahan-bahan kertas, saya mencoba dengan menanami beberapa pohon sebagai 'pengganti' di kebun. Bagaimana dengan Anda?

Rabu, 14 September 2011

Tentang Iklan Google Chrome di Televisi

Beberapa hari ini banyak teman-teman yang bertanya-tanya alasan Google mengiklankan Google Chrome melalui televisi. Ada teman yang memiliki bisnis di dunia digital menyindir tentang keefektifan media digital dalam periklanan. Iklan yang muncul di web adalah salah satu yang masih bisa dihitung data kualitatifnya dengan lebih akurat, misalnya kita ingin melihat demografi, jumlah tampilan, jumlah klik, dan jumlah pembelian melalui web.

Iklan televisi? Televisi menggunakan sistem rating dengan mengambil sampling dari sejumlah responden, lalu memproyeksikan dengan menggunakan metode statistik tertentu untuk memperoleh perkiraan jumlah penonton.

Sekarang beberapa situs web mengiklankan webnya atau produk digitalnya menggunakan media di luar web. Sepertinya mereka mencoba untuk menggaet pengguna Internet yang juga menonton televisi, atau orang yang belum mengenal internet namun menonton televisi agar terjadi brand awareness. Bayangkan, jika pagi hari kita buka laptop ada iklan Google Chrome, baca koran ada iklan Google Chrome, di perjalanan ke kantor ada baliho Google Chrome, lalu di kantor buka email ada iklan Google Chrome, dan cek update di jejaring sosial membicarakan Google Chrome, maka sedikit atau banyak akan ada yang terpatri di kepala mengenai produk tersebut (brand recognition/brand awareness).

Sekira tahun 2000 (11 tahun yang lalu) waktu dotcom bubble, di televisi saya ingat ada banyak iklan website, salah satunya catcha.com dengan iklan orang bela diri. Namun pada waktu itu akan sulit terjadi gayung bersambut, karena banyak rumah belum memiliki fasilitas Internet. Skrenarionya sekarang? Banyak yang melihat TV, lalu ketika muncul suatu alamat website atau produk tertentu di Televisi kemudian bertanya, "Appan sih?" lalu sambil membuka laptop, tablet PC, atau smartphone-nya di depan televisi mencari informasi lebih lanjut mengenai produk tersebut. Yang diharapkan tentu saja adalah aksi lanjut dari pengguna Internet, entah itu download atau membeli sesuatu, yang pada ujungnya adalah memberikan manfaat ekonomi bagi pengiklan.

Ke depan, keberadaan perangkat yang digunakan untuk merambah internet semakin beragam, selain komputer, laptop, tablet pc, telepon seluler, ada juga Internet TV.

Kamis, 08 September 2011

Penyelesaian Perang Suku di Papua

Di daerah manapun pasti ada saja yang namanya konflik, entah masalah kecil maupun masalah yang besar. Begitu pula di Papua, terutama di pedalaman Pegunungan Tengah. Perseteruan yang ada kadang memakan korban jiwa pada pihak-pihak yang bertikai.

Ilustrasi perang suku

Aturan dasar dari penyelesaian ini adalah nyawa ganti nyawa, misalnya ada seorang yang mati karena perang, maka di pihak musuh juga harus ada satu nyawa yang melayang. Dalam kondisi seperti ini, maka perang tidak akan pernah usai. Salah satu media penyelesaiannya adalah dengan mengganti denda, yang biasanya diwujudkan dalam bentuk babi, misalnya satu nyawa ditukar dengan 10 ekor babi. Jumlah ini sebenarnya tidak mutlak, namun tergantung kesepakatan.

Babi untuk bayar denda

Dalam beberapa hari ini di Wamena banyak masyarakat yang melakukan perdamaian atas terjadinya konflik dalam sebulan terakhir, sehingga muncul pemandangan masyarakat yang membawa babi dalam jumlah banyak ke tempat rekonsiliasi. Selain babi, saat ini masyarakat juga sudah menerapkan denda dengan nominal uang.

Minggu, 04 September 2011

Integrasi Sistem Informasi Manajemen Daerah

Ketika orang menanyakan Sistem Informasi Manajemen Daerah (SIMDA) kepada saya, maka yang ada di benak saya adalah suatu sistem komputer yang menyediakan fitur pengelolaan data daerah. Hal tersebut karena saya memiliki background pendidikan komputer. Ketika hal itu ditanyakan kepada orang yang ada di luar bidang komputer, mereka bilang bahwa SIMDA adalah alur proses atau aturan untuk mengelola suatu daerah.

Pada akhirnya, persepsi yang berbeda itu terbentuk karena adanya perbedaan background ilmu pengetahuan. Namun, setelah saya gabungkan, IT sendiri posisinya berfungsi sebagai alat, sedangkan masih ada faktor lain yang membuat suatu implementasi Sistem Informasi Manajemen Daerah menjadi berhasil. Faktor itu adalah manusia, regulasi, dan alat.

Integrasi SIMDA

Manusia, dalam hal ini adalah semua orang yang terlibat, harus memiliki kapabilitas tertentu, dapat melakukan bisnis proses di pemerintahan sesuai dengan regulasi, dan menggunakan alat yang tepat.